Nikah Dini? Bahaya! Mahasiswi UNDIP Menyuluhkan Dampaknya Kepada Remaja

Suci Novia
Student of Medical Diponegoro University
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2022 13:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suci Novia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pernikahan Dini Dianggap Hal Yang Wajar : Mahasiswi KKN UNDIP Tekankan Bahaya Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Remaja

ADVERTISEMENT
Semarang, (21/07/2022). Mahasiswa KKN Undip Tim II melaksanakan program mengenai peningkatan pengetahuan dan kesadaran remaja terhadap dampak kesehatan pernikahan dini pada Kamis, 21 Juli 2022 di Balai Kelurahan Cepoko pukul 19.00 hingga selesai pada jam 20.30 WIB. Program ini ditujukan kepada remaja yang ada di Kelurahan Cepoko, kegiatan yang dilakukan merupakan salah satu program Monodisiplin dari Tim II KKN Undip yang disosialisasikan oleh Suci Noviasari dari Jurusan Kedokteran Undip. Penyuluhan ini dibuat berdasarkan latar belakang dari permasalahan remaja yang sering mengabaikan dari dampak kesehatan mereka tentang pernikahan dini. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh Suci, ditemukan kasus pernikahan dini di Kelurahan Cepoko. Kasus yang bisa dibilang memiliki angka yang tinggi, rata-rata usia pernikahan dini di Kelurahan Cepoko berkisar antara 16 tahun untuk perempuan dan 18 tahun pada laki-laki. Bahkan ada juga yang menganggap kasus pernikahan dini sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat sekitar, sehingga mendorong keinginan Suci untuk terjun dan mensosialisasikan mengenai dampak kesehatan pernikahan dini.
Suci Noviasari, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro sedang melakukan penyuluhan mengenai dampak kesehatan pernikahan dini kepada remaja di Kelurahan Cepoko. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Dalam program ini, dijelaskan mengenai kasus pernikahan dini secara usia, mental, dan kesiapan lahir batin untuk menikah pada usia yang belum cukup matang. Pada usia tersebut masih bisa digunakan untuk hal-hal yang positif seperti menimba ilmu, menambah wawasan dan pengalaman sehingga masa depan lebih cerah dan tertata. Semangat dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan akan berkurang karena banyaknya aktivitas, kebutuhan dan rencana setelah menikah sehingga bisa disimpulkan bahwa pernikahan dini menghambat proses pendidikan pada remaja. Selain menjelaskan materi menggunakan Power Point, Suci juga membagikan poster yang dapat dipahami lebih lanjut mengenai dampak kesehatan pernikahan dini.
Poster yang dibuat Suci mengenai dampak kesehatan nikah dini. (Sumber : Dokumen Pribadi)
Setelah pemaparan dampak negatif yang akan didapat setelah menikah dini, diharapkan para remaja bisa berfikir secara luas dan memikirkan jangka panjangnya demi kehidupannya dari segi sosial, pribadi, maupun keluarga. Hal ini berlaku juga dalam skala internasional melalui Suitanable Development Goals (SDGs) yang merupakan tujuan yang harus dicapai oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dalam SDGs ini sendiri bertujuan khusus untuk Pendidikan yang berkelanjutan. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan untuk membangun potensi dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Penulis : Suci Noviasari – 22010119140197 – S1 Kedokteran Umum
DPL : Dr. rer. nat. Thomas Triadi Putranto, ST, M.Eng