Konten dari Pengguna

33 Tahun Lalu, Terjadinya Pengeboman Candi Borobudur

Sudah Tahu Belum
Setiap hari banyak tahu.
21 Januari 2018 2:36 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sudah Tahu Belum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu sudut Candi Borobudur. (Foto: Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut Candi Borobudur. (Foto: Iqbal/kumparan)
ADVERTISEMENT
Salah satu peninggalan bersejarah Indonesia dari Dinasti Syailendra, yakni Candi Borobudur, menjadi sasaran pengeboman pada Senin, 21 Januari 1985, atau tepat 33 tahun lalu dari hari ini.
ADVERTISEMENT
Dalam peristiwa tersebut, ada 9 bom yang meledak dengan rentang waktu yang berbeda-beda. Akibat peristiwa pengeboman candi yang terletak di Borobudur, Magelang Jawa Tengah ini, dua patung Budha serta sembilan stupa mengalami kerusakan.
Polisi menangkap dua bersaudara Husein bin Ali Alhabsyi dan Abdulkadir bin Ali Alhabsyi yang dianggap sebagai dalang dari peristiwa tersebut. Mereka dianggap memiliki motif balas dendam atas Peristiwa Tanjung Priok, yaitu bentrok antara aparat dan massa Islam yang menyebabkan tewasnya 400 orang.
Abdulkadir ditangkap terlebih dahulu Maret 1985, yakni ketika bom yang ia bawa bersama teman-temannya menuju Bali malah meledak tanpa sengaja di dalam sebuah bus di Banyuwangi. Sementara Husein ditangkap 3 tahun kemudian, tepatnya 10 November 1988 di Garut. Ia dianggap telah memprovokasi adik beserta teman-temannya untuk melakukan aksi pengeboman melalui majelis pengajiannya
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Pengadilan Negeri Malang menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara terhadap Abdulkadir, sedangkan kakaknya Husein dihukum seumur hidup dengan tuduhan subversi
Abdulkadir hanya menjalani hukuman selama sembilan tahun, ia dibebaskan pada tahun 1994 karena memeroleh remisi dari Presiden Soeharto. Husein baru terbebas pada tahun 1999, setelah Orde Baru tumbang dan Presiden BJ Habibie memberikan grasi kepadanya.
Setelah dibebaskan, kedua kakak-beradik ini bersikeras bahwa mereka bukan pelaku pengeboman. Mereka mengatakan dalang peledakan Borobudur adalah Muhammad Jawad alias Kresna alias Ibrahim. Sampai saat ini, Jawad tidak pernah tertangkap, dan menghilang tanpa jejak bak ditelan bumi.