news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alinea Ke-3 Pembukaan UUD 1945

Sudirman Said
Warga negara biasa.
Konten dari Pengguna
20 April 2019 13:37 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sudirman Said tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan
ADVERTISEMENT
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
ADVERTISEMENT
Saya terus memandangi rumusan kalimat ini, sambil menerawang ke masa lalu membayangkan profil, karakter, perilaku dan tindakan para pendiri bangsa, para pejuang kemerdekaan.
Bangsa ini dibangun dan merdeka atas berkat Rahmat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Kemerdekaan lahir didorong oleh keinginan luhur, yang di dalamnya pasti penuh dengan nilai-nilai idealisme. Di sana ada kejujuran, harga diri, patriotisme, nasionalisme, dan tekad melindungi kehidupan segenap rakyat dan tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut menata ketertiban dunia.
Rahmat Allah dan keinginan luhurlah yang menjadi pendorong bagi lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kiranya hanya Rahmat Allah dan keinginan luhur itu pulalah yang dapat menyelamatkan negara dan bangsa ini dari tangan-tangan kotor: keserakahan, korupsi, manipulasi, kecurangan, penyalahgunaan kekuasaan, dan tindakan destruktif lainnya.
ADVERTISEMENT
Semoga yang sedang duduk dalam kekuasaan, para pemimpin yang menentukan arah perjalanan bangsa, sempat membaca kembali dan merenungi makna pembukaan UUD 1945 ini. Dengan begitu, mereka dibebaskan dari sikap-sikap dan perilaku destruktif yang berlawanan dengan Rahmat Allah dan keinginan luhur para pejuang; yang telah gugur, syahid mengorbankan jiwa raganya.
Kompetisi politik adalah pintu masuk untuk mewujudkan keluhuran berbangsa, cita-cita bernegara, dan maknanya merdeka. Sangat ironis bila untuk memenangkannya harus menghalalkan segala cara yang melawan nilai-nilai luhur itu.
Jakarta, 20 April 2019
Sudirman Said (Ketua Institut Harkat Negeri)