Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Kurangnya Perhatian Penulis dalam Menggunakan Gaya Bahasa pada Puisi
16 Desember 2021 15:28 WIB
Tulisan dari Sugeng Hariyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sebagian manusia pasti sudah menjadi hal yang biasa di temukan, mereka merasa senang mendengar kalimat-kalimat indah yang biasanya di buat oleh para penulis, kalimat itu di buat oleh para penulis supaya dapat menghibur orang banyak, kalimat puisi yang indah dan dapat membuat meleleh hati orang yang membacanya biasanya bertemakan romansa.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi hal yang sangat jelas tentunya penggunaan bahasa pada puisi itu jauh berbeda dengan bahasa yang biasa kita gunakan sehari-hari, penggunaan kata pada puisi biasanya mengadung bahasa-bahasa yang berlebihan, bahasa-bahasa yang diperindah dan juga terkadang tidak masuk akal
Dari banyaknya penggunaan gaya bahasa yang dapat memikat para pembaca namun ada juga kata-kata yang terlalu sering dipakai oleh para penulis sehingga terkesan membosankan bagi para pembaca. Mislnya pada kata 'senja', biasanya penulis mengartikan senja ini dengan makna sore hari atau di saat matahari tenggelam. Misalnya saya beri contoh puisi yang menggunakan kata sudah usang
Puisi yang saya tulis di atas merupakan puisi dengan penggunaan kata yang sudah lama. Kenapa? karena kata-kata diatas merupakan sebuah kata yang sering digunakan oleh para penulis sehingga kata tersebut sudah tidak lagi menarik di kalangan para pembaca. Untuk itu penulis harus lebih kretif lagi dalam menentukan ungkapan dan pemilihan diksi pada karyanya supaya para pembaca tak bosan dengan karya yang kita buat.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya masih banyak penggunaan kata yang sudah lama karena banyak sekali penulis yang memakai kata-kata yang sama. Seperti, 'air mata' yang memiliki arti kesedihan lalu 'batu' yang di maksud penulis adalah bukan bermakna sebuah benda yang keras melainkan seseorang yang sulit di ingatkan atau keras kepala. Contoh terakhir yaitu kata 'malaikat' yang memiliki arti seorang penyelamat atau seseorang yang baik dan berjasa dan masih banyak lagi. Untuk itu penggunaan kata atau gaya bahasa dalam menulis puisi harus diperhatikan agar pembaca dapat memahami dan menikmati dari karya tersebut.