Menjajal Tol Baru: Klaten-Jogja

Sugeng Winarno
Pegiat Literasi Media, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Konten dari Pengguna
7 April 2024 15:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sugeng Winarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jalur Tol Fungsional Klaten-Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Jalur Tol Fungsional Klaten-Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mudik Lebaran Malang-Jogja kali ini ada yang bikin penasaran. Kabarnya jalur fungsional Klaten-Jogja dibuka bagi para pemudik tujuan Jogjakarta.
ADVERTISEMENT
Ini kabar gembira sekaligus buat kami penasaran dan ingin menjajal jalur tol baru tersebut.
Seperti pada setiap Lebaran Idul Fitri, kami sekeluarga biasa mudik ke Jogja, tepatnya ke Wates, Kulonprogo. Kami berangkat tanggal 6 April. Menurut berita yang saya tonton di televisi, dikabarkan mulai tanggal 6 April arus mudik beranjak mencapai puncak.
Akhirnya kami putuskan pulang mudik malam hari. Awalnya berencana berangkat habis maka sahur dan sholat Subuh. Tetapi setelah saya pikir-pikir, sepertinya yang berkeinginan memulai perjalanan mudik pada pukul itu juga banyak.
Jum’at sore kami kemas dan packing barang. Ada 2 koper dan sejumlah bingkisan yang harus kami bawa. 3 ekor kucing juga turut serta dalam perjalanan mudik kali ini.
ADVERTISEMENT
Untungnya, mobil Honda Freed warna silver punya bagasi belakang yang cukup lebar. Semua barang-barang dan box kucing dapat masuk mobil dengan melipat 2 kursi bagian belakang.
Kami curi start. Kami akhirnya putuskan berangkat mudik Jogja pukul 2 dini hari. Dengan pertimbangan jalanan masih belum begitu padat. Target kami bisa makan sahur di rest area sepanjang perjalanan. Harapan kami bisa melewat tol Warugunung sebelum waktu Imsak, karena dikabarkan puluhan ribu mobil bakal melintas tol Warugunung pada 6 April itu.
Perjalanan kami awali dari gerbang tol Singosari Malang, menyusuri arah menuju Jogja dalam suasana jalan yang lengang dan sepi. Kami melintas tol Warugunung juga masih sepi, tidak seperti bayangan saya sebelum berangkat. Hanya ada beberapa mobil dan truk pengangkut sembako yang ada di jalur tol, namun itu tidak banyak. Kendaraan kami pun dapat melaju dengan kecepatan sesuai batas maksimal.
ADVERTISEMENT
Akhirnya kami tiba di rest area 726 Waru-Sidoarjo. Di tempat pemberhentian sementara ini kami istirahat, ke toilet, dan makan sahur. Tak banyak kendaraan yang mengisi tempat-tempat parkir di rest area ini. Sepertinya benar dugaan saya, banyak pemudik yang berangkat habis sholat Subuh.
Setelah cukup dengan makan sahur, kami pun melaju melanjutkan perjalanan. Kami bisa ngegas mobil Honda Freed yang kami tumpangi dengan kecepatan maksimal sesuai petunjuk di jalan tol yang kami lalui.
Tiba-tiba saja perjalanan gelap malam itu telah memasuki Madiun hingga Ngawi, tempat kami istirahat sholat Subuh.
Perjalanan berlanjut melintas Ngawi hingga pintu keluar tol Colomadu. Disinilah awal kami masuk jalan tol baru Klaten-Jogja yang sudah kami bayangkan sebelumnya. Bahkan sebelum perjalanan mudik, beberapa video di YouTube tentang konten tol baru menuju Jogja sudah kami saksikan.
ADVERTISEMENT
Kami nge-tap dan palang pelintaskan tol terbuka. Dari pintu tol Singgosari hingga Calomadu habis 388 ribu rupiah. Harga yang kami harus bayar sepertinya lebih mahal dari perjalanan yang sama, yang kami lakukan sebelumnya.
Gres, Aspal jalan yang masih baru
Di pintu masuk kami memilih jalur khusus yang bertuliskan Jalur Fungsional Klaten-Jogja. Jalur percobaan ini dibuka hanya mulai pukul 6 pagi dan ditutup pukul 17 sore.
Terlihat cor dan aspal jalan yang masih benar-benar baru. Beberapa tembol pembatas markah jalan ada yang masih berupa rakitan besi yang belum di cor. Bahkan masih banyak juga yang hanya dibatasi pembatas sementara dari plastik.
Deretan alat berat seperti mobil bego dan puluhan truk pengangkut material bangunan terparkir di sisi jalan. Tidak ada pekerja yang Nampak beraktivitas, hanya beberapa petugas berjaga di titik tertentu sepanjang perjalanan.
ADVERTISEMENT
Kami melaju cukup lambat di jalur tol baru ini. Kecepatan yang disarankan hanya 40 kilometer per jam. Sambil menikmati udara pagi dan menyaksikan gunung Merapi dari kejauhan, kami melintasi jalan yang kelak kalau rampung pembanggunannya bisa sampai Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo Jogja itu.
Kami bersyukur dapat melintasi tol baru ini. Karena kami bisa menghemat waktu lumayan banyak. Karena jalan tol Solo-Yogyakarta-NYIA segmen Colomadu-Klaten ini kami melewati kurang lebih 38 traffic light antara Kartosuro-Jogya.
Dengan jalan fungsional sejauh 22,3 km, kami sudah tak melalui 38 traffic light. Kalau di setiap traffic light kami habiskan waktu 3 menit misalnya, maka kalau dikalikan 38 traffict light bisa menghemat waktu 2 jam lebih.
ADVERTISEMENT
Perjalanan kami menyusuri tol baru akhirnya berakhir di pintu tol Ngawen. Ada sejumlah polisi dan petugas di pintu keluar tol ini. Melalui pengeras suara, salah seorang polisi memandu kami keluar dari jalur tol dan menyusuri jalanan arteri sebelum tersambung dengan jalan arteri Solo-Jogja.
Kondisi tol fungsional Klaten-Jogya dengan pemandangan gunung yang indah
Perjalanan kami terasa sangat singkat, tidak seperti biasanya. Disinilah kami merasa seperti tak sia-sia membayar pajak, karena kami bisa merasakan manfaatnya langsung.
Bagaimana dengan perjalanan anda pulang mudik Lebaran tahun ini?
Semoga perjalanan yang menyenangkan, aman, dan lancar. Aamiin.