Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Resensi Buku: Meneliti Komunitas Maya dengan Netnografi
19 Juni 2020 8:29 WIB
Tulisan dari Sugeng Winarno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis: Gatut Priyowidodo, Ph.D.
Penerbit: Rajawali Pers
Tebal: 95 Halaman
ADVERTISEMENT
Cetakan: Pertama, April 2020
ISBN: 978-623-231-413-9
Peresensi: Sugeng Winarno
(Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang)
Oleh: Sugeng Winarno*
Marshall McLuhan menyebut munculnya media baru (new media) berupa internet telah merubah cara orang berkomunikasi. Lahirnya internet juga telah melahirkan sejumlah platform media sosial. Komunikasi antar manusia juga berubah semenjak lahirnya media baru dan media sosial. Begitu juga dengan cara melakukan penelitian terhadap interaksi komunikasi di dunia maya juga menemukan cara barunya. Netnografi komunikasi adalah metode untuk melihat interaksi komunitas dunia maya.
Dalam buku monograf yang berjudul “Netnografi Komunikasi Aplikasi Pada Tiga Riset Lapangan” yang ditulis oleh Gatut Priyowidodo, Ph.D ini menjelaskan secara ringkas tentang apa dan bagaimana netnografi komunikasi itu. Dalam monograf ini, penulis juga menyertakan contoh aplikasi netnografi komunikasi dalam tiga riset lapangan yang pernah dilakukan oleh penulis bersama tim risetnya.
ADVERTISEMENT
Monograf netnografi komunikasi karya Gatut ini berusaha mengisi kekosongan referensi terkait dengan pendekatan baru dalam penelitian komunikasi dunia maya. Seperti dikutip Gatut, netnografi pada awalnya diperkenalkan oleh Robert Kosinets (1998). Metode ini merujuk pada pendekatan etnografi untuk mempelajari komunitas online. Kosinets menyebut netnografi adalah etnografi pada internet atau dari kata Inter[net] dan Et[nografi].
Netnografi merupakan metode penelitian kualitatif baru yang mengadaptasi teknik penelitian etnografi untuk meneliti berbagai budaya dan komunitas yang dikumpulkan melalui komunikasi dalam forum-forum daring. Netnografi dapat digunakan untuk menelisik komunikasi yang menggunakan komputer atau Computer Mediated Communications (CMC). Wujud dari CMC bisa berupa forum, postingan, pesan singkat, email, chat room, dan pesan melalui beragam platform media sosial melalui perangkat smartphone dan komputer.
ADVERTISEMENT
Dalam monograf ini, penulis memilahnya menjadi enam bagian. Bab 1 membahas tentang alasan mengapa harus menggunakan netnografi. Pada bab 2 dijelaskan petunjuk tahapan-tahapan melakukan netnografi. Pada bab 3 disajikan contoh penelitian netnografi tetang penggunaan Media Sosial dan Kampanye Politik, Strategi Komunikasi Politik dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018.
Pada bab 4 juga ditampilkan contoh penelitian dengan netnografi yang berjudul Pola-Pola Komunikasi Sebagai Penentu Identifikasi Organisasi dan Budaya Organisasi pada organisasi Virtual Di Indonesia. Bab 5 juga disajikan contoh penelitian netnografi dengan judul Pola-Pola Komunikasi dalam Komunikasi Virtual Pengemudi Transportasi Online. Pada bagian akhir monograf ini dikemukakan epilog tentang netnografi, teknokultur, dan masyarakat digital.
Menilik perkembangan internet yang semakin pesat, Gatut sebagai penulis monograf ini memprediksi bahwa netnografi sebagai sebuah metode riset sangat mungkin berkembang dan diterima secara luas oleh komunitas akademik lintas disiplin ilmu. Penulis berharap hadirnya monografi ini bisa menjadi “new insight” dalam pergeseran pola interaksi dan komunikasi dari dunia nyata (real society) menuju masyarakat maya (virtual society).
ADVERTISEMENT
Melalui monograf ini, penulis yang menuntaskan program doktoralnya dari Northerm University of Malaya (UUM) tahun 2013 ini berpandangan bahwa komunitas maya tak bisa dianggap kurang nyata dibandingkan dengan komunitas fisik atau real society. Seperti dikemukakan Kosinets (1998) bahwa kelompok-kelompok sosial tersebut memiliki keberadaan yang nyata karena kelompok-kelompok sosial tersebut sejatinya memiliki anggota kelompok yang nyata, dan membawa dampak-dampak pada banyak aspek perilaku masyarakat.
Gatut juga mengaitkan munculnya pandemi Covid-19 saat ini dimana semua orang harus melakukan social dan physical distancing. Situasi ini akhirnya menuntut banyak orang harus melakukan interaksi komunikasi secara virtual. Komunikasi lewat media sosial menjadi semakin meningkat. Beragam pertemuan dan diskusi online juga marak. Tak sedikit orang tak lagi bertemu secara fisik, namun banyak difasilitasi teknologi komunikasi dalam ruang daring.
ADVERTISEMENT
Dalam kata pengantarnya, Gatut menyampaikan bahwa penggunaan beragam platform media sosial menjadi tren dan penggunanya pun semakin tak terbendung. Beragam aplikasi layanan pertemuan daring (online meeting) juga bermunculan. Pergeseran pola komunikasi dan interaksi sosial seperti ini merupakan lahan subur bagi penelitian yang menggunakan metode etnografi.
Sementara dalam epilognya, Gatut membahas kaitan antara netnografi, teknokultur, dan masyarakat digital. Menurut Gatut, revolusi industri 4.0 telah menggeser perilaku sosial manusia lintas negara dan benua. Semua bergerak cepat menuju pembaharuan dan meninggalkan jejak peristiwa sebagai sebuah kenangan sejarah. Telah lahir budaya kontemporer, diri, dan identitas yang sangat terkait dengan teknologi. Itulah teknokultur yang lahir dalam masyarakat digital saat ini yang menarik untuk diteliti.
ADVERTISEMENT
Manusia dalam peradaban digital saat ini seakan telah bermetamorfosis sebagai robot yang mekanistis. Interaksi sosial berlangsung sangat langkah, namun keinginan agar bisa terus berkomunikasi tak akan hilang. Untuk itu kehadiran medium sangat diperlukan untuk memfasilitasi kebutuhan komunikasi antar manusia. Internet merupakan medium dimana silang budaya terbangun.
Monograf ini memang tak membahas netnografi dengan sangat mendalam terutama dengan membongkarnya sampai pada tataran akar dan filosofi netnografi. Walau demikian, monograf ini justru mampu menjadi petunjuk praktis bagi siapa saja yang hendak melakukan penelitian pada beragam komunitas maya. Monograf ini sangat aplikatif terutama bagi peneliti pemula yang mulai tertarik pada netnografi dan hendak mencoba mengaplikasikannya.
Kehadiran monograf ini bisa menjadi penuntun jalan bagi siapa saja yang ingin mengetahui beragam bisikan dari balik layar komputer dan smartphone lewat interaksi komunikasi oleh komunitas melalui media sosial. Untuk itu monograf ini sangat tepat menjadi rujukan bagi para akademisi, peneliti, praktisi komunikasi, pemasaran, mahasiswa, dan masyarakat umum. (*)
ADVERTISEMENT
*) Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang