Konten dari Pengguna

Mengapa Tiongkok Begitu Cepat di Perhitungkan dalam Kawasan Global ?

Sugih Satrio Wibowo
Penikmat Perjalanan || Senang Berkarya || Programme Officer @aksiberbagi
3 Februari 2019 16:05 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sugih Satrio Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengapa Tiongkok Begitu Cepat di Perhitungkan dalam Kawasan Global ?
zoom-in-whitePerbesar
Nama Tiongkok tidak begitu diperhitungkan pada tahun 1980an. Dari kacamata awam saja kita hanya mengenal mereka dari film kung fu dan sepakbola saolin. Namun sekarang sepertinya orang awam juga tahu kalau negara ini begitu masif berinvestasi dalam hal insfrastruktur. Setidaknya di negara kita.
ADVERTISEMENT
Bahasa mandirin pun juga semakin banyak peminatnya menyusul permintaan kerjasama antar negara dengan Tiongkok diberbagai sektor. Tiongkok pun berubah. Bahkan sekarang sudah mampu menggertak Amerika.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia ? Jika mindset kita yang sekarang masih sama terhadap Tiongkok yang dulu, sepertinya kita bisa semakin ketinggalan. Setidaknya ada beberapa sektor yang begitu pesat maju di Tiongkok yang bisa kita pelajari dan jadi bahan renungan bahwa mereka telah berubah dan mau tidak mau kita harus siap akan hal itu.
1.Masuk dalam 50 besar Universitas Unggul di Dunia Ada satu kutipan dalam kanal berita yang membuat saya begitu kaget. Begini kalimatnya, “Semua orang di China bermimpi negara ini bisa memiliki kampus kelas dunia, seperti Harvard, Yale, Oxford dan Cambridge” koran pemerintah People’s Daily dalam berita di detik.com.
Sumber : google.com
Bahkan pada 3 tahun lalu saat tahun 2015, pemerintah China mempunyai target ambisius menciptakan 42 kampus kelas dunia.
ADVERTISEMENT
Apa kabar hari ini ? Menurut World University Rannking 2018 terdapat 2 Universitas Tiongkok yang masuk dalam jajaran 50 besar. Peringkat ke-27 ditempati oleh Peking University sementara Tsinghua University berada pada peringkat ke-30.
Wajar jika kemajuan Tiongkok begitu agresif, karena didukung oleh kekuatan Universitas yang berdaya saing global. Kita harus ingat bahwa kemajuan suatu negara salah satunya ditunjang dari kualitas lulusan perguruan tingginya. Hal ini juga semakin menegaskan pernyataan bahwa bangsa yang besar didirikan oleh anak-anak muda yang terdidik.
2.Geser Amerika Jadi Pusat Ekonomi Digital Dunia Istilah cashless society merujuk pada tatanan masyarakat yang sudah meninggalkan transaksi uang secara fisik dan beralih ke dompet online. Penetrasi ini pun di Indonesia sudah mulai terasa. Namun Tiongkok memulainya lebih dahulu dan sangat masif.
ADVERTISEMENT
Dompet online dalam aplikasi di Tiongkok sudah terkoneksi dengan rekening bank yang dipunya oleh pengguna. Kegunaannya pun sudah hampir mencakup semua sektor. Tidak hanya untuk belanja online, untuk check in hotel atau hanya membeli jajanan di warung pinggir jalan pun sudah bisa.
Sumber google.com
Ada kisah menarik dari Dahlan Iskan yang pernah ia tuliskan dalam koran Jawa Pos. Saat pelisir ke daerah suburban di Tiongkok, pemilik resto tempat makan sangat kebingungan untuk mencari uang kembalian saat Dahlan Iskan menggunakan uang kertas sebagai metode pembayaran.
Wajar jika diproyeksikan Tiongkok akan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar menggeser Amerika Serikat.
3. Penghasil Energi Terbarukan Terbesar di Dunia Ini juga hal yang menarik untuk dibahas. Kalau sebagai penghasil polusi udara terbanyak memang Tiongkok dan Amerika yang terdepan. Tapi kalau penghasil energi terbarukan, apa benar ?
ADVERTISEMENT
Polusi udara yang berkontribusi pada pencemaran ozon dan pencemaran permukaan halus berasal dari enam sektor, yaitu industri, komersial dan pemukiman, pertanian, pembangkit listrik, transportasi darat dan lain-lain.
Tiongkok dikutip dari Reuters melaporkan pada 5 Januari 2017 bahwa pemerintah Tiongkok telah mengucurkan dana US$316 miliar untuk membangun infrastruktur energi terbarukan dengan target selesai pada 2020 mendatang.
Sumber : google.com
Pembangkit listrik tenaga panel surya ini dibangun atas respon polusi udara akut yang salah satunya dihasilkan dari limbah pembakaran pembangkit listrik tenaga batubara.
Itulah 3 hal yang sudah berubah di Tiongkok. Berubahnya pun sangat besar. Sangat terlihat komitmennya.
Setidaknya Indonesia bisa meniru orientasi pembanguanan pada 3 sektor ini. Komitemn untuk memperkuat kualitas pendidikan tinggi dengan dana riset yang mendukung, komitmen mempertajam ekosistem digital di tanah air dengan regulasi pendukung dan komitmen pada pembangunan energi alternatif.
ADVERTISEMENT
Jangan hanya membangun dan membangun karena menyerap tenaga kerja dalam prosesnya tetapi harus dilihat alternatif energi hijau yang bisa digunakan.