Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Lebih Dekat Dengan Kawasan Timur-Tengah
28 Mei 2020 13:10 WIB
Tulisan dari suhail eresmair tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Suhail
Mahasiswa Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia
ADVERTISEMENT
Perbedaan pandangan para pakar dalam mengidentifikasi Istilah dan wilayah yang dimaksud dengan Timur Tengah banyak terjadi dalam perkembangan penelitian terkait kawasan ini. Perbedaan pandangan tersebut terjadi karena masing masing wilayah memiliki pandangan dan ego tersendiri, karena faktor sejarah juga yang menyebabkan masing-masing mereka mengklaim wilayahnya. Mungkin saja sampai saat ini belum dicapai kesepakatan mengenai definisi Timur Tengah, dan bahkan istilah itu sendiri belum diterima secara universal. Para jurnalis, negarawan, dan sarjana terkadang menyebut wilayah itu dengan Timur Dekat, kadang-kadang dengan Timur Tengah. Timur Dekat adalah istilah yang lebih tua.
Menurut Goldschmidt, Jr. Arthur (1979) mengatakan bahwa Amerika Serikatlah yang mempopulerkan istilah Timur Tengah setelah Perang Dunia II. Istilah Timur Tengah juga muncul pasca jatuhnya Turki Ottoman. Sejak lama Timur Tengah telah dikenal sebagai persimpangan jalan dari apa yang disebut dengan Dunia Lama (Old World) atau Afro–Eurasia. Karenanya daerah itu juga dikenal dengan banyak julukan, beberapa di antaranya adalah: negeri kelahiran agama-agama samawi, negeri dengan tujuh laut (land of the seven seas). Sebagai negeri yang telah memiliki peradaban tinggi sejak masa silam, di wilayah ini sering terjadi invasi, baik sesama penduduk wilayah itu maupun invasi dari luar. Invasi-invasi itu telah membawa ras-ras baru, agama agama dan bahasa. Akibatnya, timbullah mozaik masyarakat yang sangat luas, suatu museum hidup dari tipe-tipe fisik sistem-sistem kepercayaan, bahasa, dan budaya.
ADVERTISEMENT
Berbagai gambaran mengenai Istilah Timur Tengah seperti yang telah disebutkan di atas tadi, sebagian besar diungkapkan oleh Alfred Thayer Mahan, seorang sarjana Barat yang mendalami studi mengenai Timur Tengah. Namun demikian, berbagai pengertian tadi dianggap kurang memadai dan kurang spesifik. Seorang pengamat Timur Tengah lainnya yang bernama Marshall C.G. Hodgson mengungkapkan bahwa apa yang dimaksud dengan “Timur Tengah” adalah wilayah-wilayah yang membentang dari Sungai Nil di sebelah Barat hingga ke sungai Oxus di sebelah Timur (from Nile To Oxus ).
Namun bila kita coba simpulkan secara umum, para sejarawan sepakat menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Timur Tengah adalah wilayah yang terbentang antara Lembah Nil (The Nile Valley) hingga negeri-negeri Muslim di Asia Tengah (lebih kurang Lembah Amur Darya atau Sungai Oxus), dari Eropa yang paling tenggara hingga lautan Hindia. Negeri negeri Muslim di Asia yang ada di dalamnya sering juga disebut dengan Timur Dekat (The Near Asia) dan khusus bagian Benua Asia biasa juga disebut dengan Asia Barat (West Asia).
ADVERTISEMENT
Wilayah Timur Tengah yang luas menyebabkan munculnya keberagaman dari segi kondisi geografis dan etnografi seperti banyaknya perbedaan aliran Islam yang ada di Timur Tengah, sesuai hadis Rasulullah yang mengatakan bahwa islam akan terbagi ke dalam beberapa golongan. Bagi sebagian besar orang awam, hal-hal pertama yang mungkin muncul di benaknya ketika pertama kali mendengar istilah “Timur Tengah” (Middle East) pastilah daerah konflik bersenjata, perselisihan Arab-Israel, dan pusat kegiatan terorisme. Orang-orang juga seringkali teringat bahwa daerah ini merupakan daerah yang sangat kaya akan minyak bumi. Sepintas lalu, seringkali “Timur Tengah” diidentikkan dengan kawasan jazirah Arabia. Pada dasarnya, anggapan-anggapan itu tidaklah keliru, hanya saja terkesan agak dangkal, jangan sampai terbentuk stigma bahwa Timur Tengah adalah kawasan para teroris.
ADVERTISEMENT
Paham sekularisme telah merasuk demikian dalam terhadap sendi-sendi kehidupan bernegara, dan inilah racun iman yang mengakibatkan kemerosotan moral para pemimpin Negeri Islam disana. Nampaknya begitu sulit untuk menciptakan persatuan di kalangan para Pemimpin Negara Arab. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu perasaan Tribalisme yang masih kuat di kalangan bangsa Arab, sulitnya mencari figur yang bisa dijadikan pemimpin bangsa Arab, karena besarnya ego para pemimpin negara-negara Arab, perbedaan aliran dan kredo dalam agama Islam itu sendiri yang seringkali menajdi masalah yang amat sensitive (khususnya antara Sunni dan Syi’ah) serta adanya campur tangan pihak-pihak asing, khususnya negara-negara Barat yang berkepentingan demi menjaga kelancaran pasokan minyak ke negara mereka masing-masing.
Padahal H.A.R. Gibb di dalam bukunya berjudul Whither Islam menyatakanIslam is indeed much more than a system of Theology, it is a complete civilazation (Islam pada dasarnya lebih dari sekedar sebuah system Teologi, ia adalah suatu Peradaban yang sempurna). Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama islam, kebudayaan dalam definisi Koentjaningrat (2003) adalah yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Lembaga Pendidikan di Timur Tengah pada umumnya dan lembaga pendidikan islam pada khusunya dalam pandangan saya adalah salah satu pionir lembaga pendidikan di dunia, conothnya salah satu Universitas tertua di dunia yaitu Universitas Al-Azhar yang berdiri pada Oktober 975 M, di Kairo, Mesir, bahkan sebelumnya juga ada lembaga pendidikan di Maroko.
ADVERTISEMENT
Pendapat tentang awal munculnya Madrasah di Timur Tengah sebagai lembaga pendidikan Islam seperti yang dikenal sekarang berbeda beda. Hasan Ibrahim Hasan berpendapat bahwa Madrasah belum berdiri sebelum abad 4 hijriyah (sebelum 10 Masehi). Madrasah pertama adalah Al-Baihaqiyah di Naisapur. Al-Maqrizy juga mengemukakan hal yang sama, bahwa Madrasah yang mula-mula berdiri adalah Al-Baihaqiyah di Naisapur, oleh Abu Hasan Ali al-Baihaqi yang wafat pada 414 H.
Hasil penelitian Richard Bulliet tahun 1972, mengungkap-kan, selama 2 abad sebelum Madrasah Nizhamiyah di Baghdad sudah berdiri Madrasah di Naisapur sebanyak 39 Madrasah denganMadrasah tertua Miyan Dahiya yang mengkhususkan pada pengajaran Fiqih Maliki. Naji Ma'ruf (1966:9) mengatakan bahwa 165 tahun sebelum madrasah Nizhamiyah, sudah ada MadrasahdiTransoksania dan Khurasan. Sebagai bukti, ia mengemukakan data dari Tarikh al-Bukhari yang menjelaskan bahwa Ismail Ibn Ahmad Ibn Asad yang wafat pada tahun 295 H mempunyaiMadrasah yang dikunjungi oleh para pelajar untuk melanjutkan pelajaran mereka.Madrasah Naisapur pada masa awalnya didirikan oleh ulama fiqih dengan tujuan utama mengembangkan ajaran mazhabnya.
ADVERTISEMENT
Interaksi guru dan murid di Timur Tengah pada awal Islam dilakukan dengan sangat sederhana yaitu menyebarkan agama, kemudian berkembang menjadi upaya sadar untuk memenuhi kebutuhan akan keahlian dalam bidang tertentu. Pola Komunikasi Guru dan Siswa dalam Pendidikan Islam Klasik adalah kebanyalan dengan satu arah. Sikap Guru Terhadap Murid Pada Pendidikan Islam Klasik adalah ikhlas tawadhu kekeluargaan kesetaraan dan usatun hasanah Sikap Siswa terhadap Guru Pada Pendidikan Islam Klasik adalah ketaatan dan kasih sayang. Di zaman kontemporer ini lembaga pendidikan islam lebih banyak dua arah dan modern, seperti dibentuk pesantren modern yang tidak hanya belajar ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum, ruang kelas juga lebih banyak muridnya bisa sampai 40 orang.
ADVERTISEMENT
Perbedaan aliran atau mazhab di Timur Tengah adalah suatu yang wajar dan bahkan sudah terjadi perbedaan pendapat di kalangan sahabat Nabi saat Nabi Muhammad masih hidup, tetapi perbedaan pendapat itu segera dapat dipertemukan dengan mengembalikannya kepada Rasulullah SAW. Setelah beliau wafat, maka perbedaan pendapat sering timbul di kalangan sahabat dalam menetapkan hukum kasus tertentu, misalnya Zaid ibn Tsabit, Ali, dan Ibn Mas’ud memberikan harta warisan antara al-jadd (kakek) dan ikhwah (saudara), sedangkan Abu Bakar tidak memberikan warisan kepada para saudara si mayat, jika mereka mewarisi bersama-sama dengan kakek si mayat, karena kakek dia jadikan seperti ayah.
Perbedaan pendapat di kalangan para sahabat Nabi itu, relatif tidak banyak jumlahnya, karena masalah yang terjadi pada masa itu tidak sebanyak yang timbul pada generasi berikutnya. Terjadinya perbedaan pendapat dalam menetapkan hukum Islam, di samping disebabkan oleh faktor yang bersifat manusiawi, juga oleh faktor lain karena adanya segi-segi khusus yang bertalian dengan agama. Faktor penyebab itu mengalami perkembangan sepanjang pertumbuhan hukum pada generasi berikutnya. Makin lama makin berkembang sepanjang sejarah hukum Islam, sehingga kadang-kadang menimbulkan pertentangan keras, utamanya di kalangan orang awam.
ADVERTISEMENT
Mahmud Isma’il Muhammad Misy’al dalam bukunya, Atsar al-Khilaf al-Fiqhi fi al-Qawaid al-Mukhtalif fiha menyebutkan ada empat sebab pokok terjadinya ikhtilaf di kalangan fukaha: (a) Perbedaan dalam penggunaan kaidah ushuliyah dan penggunaan sumber-sumber istinbath (penggalian) lainnya, (b) Perbedaan yang mencolok dari aspek kebahasaan dalam memahami suatu nash, (c) Perbedaan dalam ijtihad tentang ilmu hadis, (d) Perbedaan tentang metode kompromi hadis (al-jam’u) dan mentarjihnya (al-tarjih) yang secara zahir maknanya bertentangan.
Sedangkan Muhammad al-Madani dalam bukunya, Asbab Ikhtilaf al-Fuqaha, sebagaimana dikutip Huzaemah, membagi sebab-sebab ikhtilaf menjadi empat macam juga, yaitu: (a) Pemahaman Alquran dan Sunnah Rasulullah, (b) Sebab-sebab khusus tentang Sunnah Rasulullah, (c) Sebab-sebab yang berkenaan dengan kaidah-kaidah ushuliyah, (d) Sebab-sebab yang khusus mengenai penggunaan dalil di luar Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah Qunut Shubuh dalam Pandangan Empat Madzhab yang berbeda-beda, ada yang memakai qunut, ada yang tidak. Yang terpenting adalah jangan sampai menimbulkan perselisihan, bahkan Para Imam Mazhab saling menghormati pada saat melakukan qunut subuh yang bukan di wilayah Imam Mazhab itu, mungkin kita parap pengikutnya yang malah mempermasalahkan itu, padahal semua perbedaan mazhab itu ditujukan pada niat kebaikan beribadah keapada Allah.
Mayoritas penduduk kawasan timur tengah diberkahi fisik yang cukup sempurna, dengan ras Kaukasian, mereka di anugerahi fisik yan besar seperti bangsa semit di arab, kepala yang besar dan tentunya volume otak yang besar, sehingga bisa mendorong untuk meningkatkan kecerdasan berpikir mereka, ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan yang hebat seperti piramida di mesir yang tidak kalah bagusnya dengan bangunan yang dibuat oleh manusia zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Selain dari sisi fisik penduduknya, kawasan timur tengah juga diberkahi letak yang sangat strategis, bagaimana tidak, kawasan timur tengah diapit langsung oleh tiga benua sekaligus, yaitu benua Asia, Afrika, dan Eropa, bahkan banyak yang menjuluki kawasan ini adalah “Bulan Sabit Subur”, karna berkah juga datang dari segi perairan yang dikelilingi 7 perairan strategis dunia yang terdiri dari samudera, laut, selat, teluk yang juga dikelilingi gurun gurun terluas di dunia.
Tidak cukup sampai disitu, jika kita melihat dari segi ekonomi kawasan ini juga diberkahi nikmat sumber perekonomian minyak dunia, terutama negara – negara yang terletak di kawasan teluk seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Qatar yang sekarang menjelma menjadi negara negara kaya. Selanjutnya dari segi historis, banyak peradaban masyhur dari kawasan Timut Tengah yang sudah sangat terkenal di dunia. Peradaban tertua yaitu Mesopotamia yang terletak di antara Sungai Eufrat dan Tigris lahir di sekitar Iraq sekitar 3500 SM lalu dilanjutkan dengan munculnya peradaban Sumeria, Akkadia, Babilonia, dan Asyyuria. Kemudian di masa selanjutnya peradaban ini disatukan dengan Peradaban Lembah Sungai Nil dibawah kepemimpinan Fir’aun pada millennium ke-4 SM. Disamping peradaban-peradaban itu, bangsa Filistin dan Israel dan peradaban-peradaban kecil lainnya membangun bangsa mereka di kawasan ini. Hal yang paling istimewa dari kawasan Timur Tengah adalah wilayah ini merupakan tempat lahirnya ketiga agama monoteistik utama dunia, yaitu Kristen, Yahudi, dan Islam. Satu-satunya agama besar dunia lainnya yang tidak berasal dari wilayah itu adalah Hindu, lahir tidak jauh dari wilayah negara India.
ADVERTISEMENT
Selain keindahan dan keberkahan yang dimiliki, ada juga beberapa konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah, seperti banyaknya suku dan ras serta aliran agama yang bisa menyebabkan persengketaan yang tak kunjung padam, serta kesenjangan sosial antara negara penghasil minyak dan non minyak, serta kejenuhan terhadap rezim otoriter menjadikan masyarakat menuntut reformasi dan demokratisasi sehingga meletusnya “Arab Spring” yang bermula di Tunisia pada 16 Desember 2010 yang setelahnya diikuti berbagai negara lain, konflik kemanusiaan Israel-Palestina dan mulai terbukanya arus media dan informasi global. Munculnya isu ISIS yang menebar teror kemanusiaan juga menyebabkan buruknya citra kawasan timur tengah, padahal islam adalah agama yang damai dan rahmat bagi seluruh alam. Intervensi asing atara Amerika dan Rusia juga menyebabkan proxy war antara Iran dan Iraq, serta perebutan ladang minyak mentah yang sangat berlimpah. Itulah sedikit cerita untuk mengenal kawasan Timur Tengah dari beberapa sudut pandang, semoga kita bisa lebih mengenal dan lebih bijak dalam memahami isu di kawasan Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Al-Sharqawi, Effat, 1986. Filsafat Kebudayaan Islam, Bandung : Penerbit Pustaka.
Goldschmidt, Jr. Arthur, 1979. Concist History of The Middle East, The American University in Cairo Press
Hodgson. . Marshall C.G., 1999. “The Venture of Islam, Conscience and History in a World Civilazation.” Volume One. The Classical Age of Islam. Book
One : The Islamic Infusion Genesis a New Social Order. Cetakan Pertama.. Penerbit Paramadina, Jakarta.
Koentjaraningrat, 1985, 2003. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia.
Lenczowski, George. Timur Tengah di Kancah Dunia. Alih Bahasa : Drs. Asgar Bixby, M.A. Sinar Baru Algesindo.Bandung.
Natsir, M. Capita Selecta, tanpa tahun, (Bandung: N.V. Penerbitan W, van Hoeve.
Yatim, Badri. 1988. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
ADVERTISEMENT
Fikri, M. 2017. Konsep Pendidikan Islam; Pendekatan Metode Pengajaran. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 11(1), 116-128.
Hafiddin, H. 2015. Pendidikan Islam pada Masa Rasulullah. TARBIYA: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, 1(1), 17-30.
Irfani, F. 2016. POTRET PENDIDIKAN ISLAM DI MASA KLASIK (DINASTI ABBASYAH DAN UMMAYAH).
FIKRAH, 7(1). Muqoyyidin, A. 2013. Aktualisasi Pendidikan Islam di dalam InstItusI-InstItusI Madrasah terkemuka Abad Klasik. Madrasah, Vol. I
Masruhani,Siti Nur. 2016. Pola Interaksi Guru dan Siswa Pada Pendidikan Islam Klasik . Jurnal Qathruna Vol.3 No.2 Juli-Desember 2016.
Nurlailiyah, A. 2018. Aristocracy Pendidikan Islam pada Masa Era Umayyah.
Yogyakarta : Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 7, Nomor 2. Riza, S.
2008.
Konsep pendidikan Islam menurut pemikiran Ibn Khaldun: Suatu Kajian terhadap elemen-elemen kemasyarakatan Islam (Doctoral dissertation, Universiti Sains Malaysia). Solichin, M. M. 2008.
ADVERTISEMENT
PENDIDIKAN ISLAM KLASIK (Telaah Sosio-Historis Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Masa Awal Sampai Masa Pertengahan). TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2).
Wahyuningsih, S. 2014. Impelementasi Sistem Pendidikan Islam pada Masa Daulah Abbasiyah dan Pada Masa Sekarang. Banyumas: Jurnal Kependidikan, Vol. II No. 2
Yuangga Kurnia.2017. Keistimewaan Wilayah Timur Tengah dan Penyebab Konflik di Kawasan Tersebut.Jogja