Konten dari Pengguna

WaCIDS Selenggarakan Kegiatan Webinar Terkait Wakaf Energi Baru dan Terbarukan

suhail eresmair
Student at Indonesia International Islamic University (UIII)
11 Mei 2021 11:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari suhail eresmair tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Focus Group Discussion (FGD) WaCIDS :Menjajaki Kolaborasi Wakaf dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Melalui Platform ZOOM, Sumber : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Focus Group Discussion (FGD) WaCIDS :Menjajaki Kolaborasi Wakaf dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Melalui Platform ZOOM, Sumber : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Jakarta, wacids.or.id – Waqf Center for Indonesian Development Studies mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Menjajaki Kolaborasi Wakaf dan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)” dalam rangka memetakan sumber baru dalam mencari pundi-pundi sumber wakaf.
ADVERTISEMENT
Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 28 April 2021 yang dilakukan secara daring melalui zoom dihadiri oleh berbagai pimpinan dan perwakilan lembaga wakaf serta perusahaan Energi, diantaranya adalah dari After Oil, Carbon4Life, Dompet Dhuafa, Lembaga Wakaf Al Azhar, Rumah Wakaf, Wakaf Darul Quran, Cinta Wakaf Indonesia, Wakaf Pro, I Wakaf, Yayasan Wakaf Energi Nusantara, dan Mentari Energi.
Acara dimulai dengan materi pemantik dari Bapak Muhaimin Iqbal selaku pimpinan Institusi New Energy 5.0 Ambassador For Indonesia, serta Founder Indonesian Start Up Center, Afteroil, Carbon4life. Beliau menyampaikan bahwa munculnya gagasan EBT awalnya dilatar belakangi oleh tiga kondisi. Pertama, ketergantungan Indonesia terhadap produk pangan dan energi impor. Kedua, ketersediaan 14 juta lahan kritis yang tidak berfungsi, dan ketiga ialah agenda pada tahun 2030, bahwa seluruh negara akan berlomba-lomba menghadirkan energi EBT guna menggantikan energi yang berasal dari tambang. Tiga kondisi ini menyiratkan sebuah fakta baru, bahwa Indonesia di hari ini seharusnya dapat mempersiapkan beragam inovasi guna menyongsong pengadaan energi baru ditahun 2030 mendatang, salah satunya adalah melalui wakaf EBT.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Lisa Listiana selaku Founder dari WaCIDS. Lisa mengatakan bahwa Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah realita bahwa, persediaan migas, minyak mentah, dan gas di dalam negeri belum cukup mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejarah dan literatur yang ada menunjukkan bahwa di masa lalu wakaf mampu mendanai berbagai fasilitas publik. Hal ini dimungkinkan karena aset wakaf dikelola secara produktif dan stragegis. Dalam sesi tersebut, Direktur WaCIDS menyampaikan urgensi wakaf untuk masuk ke sektor strategis, yaitu EBT. Diharapkan dengan adanya kolaborasi antara wakaf dan EBT dapat memberikan kemaslahatan bagi ummat.
Acara berlangsung dengan antusias dan responsif dari para peserta FGD, yang merupakan perwakilan lembaga wakaf dan lembaga yang bergerak di sektor EBT.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi yang baik dalam hal wakaf maupun EBT. Kolaborasi antara wakaf akan memberikan dampak yang besar untuk kesejahteraan, kemakmuran, dan kemandirian bangsa terutama dalam hal pemenuhan energi. Banyak hal yang perlu ditindaklanjuti terkait wakaf dan peluang kolaborasinya dengan EBT.
Salah satu tugas utama dan mendasar yang masih perlu terus dilakukan adalah edukasi dan sosisalisasi wakaf, baik dari wakaf uang, wakaf produktif, hingga kolaborasi wakaf dan EBT karena tingkat literasi masyarakat tentang hal ini masih perlu ditingkatkan. Pemahaman masyarakat tentang wakaf dan pengembangan bentuk-bentuk proyek dan objek wakaf, termasuk EBT, akan sangat berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam berwakaf.