Paseban Mengajar: Berbagi Inspirasi, Berbagi Asa

SUHAIL
Mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
8 Desember 2020 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SUHAIL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Kegiatan Paseban Mengajar oleh Ikatan Penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Kegiatan Paseban Mengajar oleh Ikatan Penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayangan senyum tulus di balik masker dan pendar mata penuh harap yang tak pernah putus. Begitulah kami para relawan menggambarkan keadaan anak-anak didik di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Melalui program pengabdian masyarakat Universitas Indonesia, kami para relawan yang tergabung dalam Ikatan Penerima Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengadakan kegiatan pengabdian yang bertajuk Paseban Mengajar.
ADVERTISEMENT
Sebelum wabah virus Corona (COVID-19) melanda, kegiatan Paseban Mengajar yang telah ada sejak tahun 2016 tersebut diadakan setiap pekan. Selama pandemi kegiatan terhenti dan mulai dilanjutkan lagi pada bulan November 2020 tentunya dengan berbagai pertimbangan dari sisi regulasi dan kesehatan dengan tetap memperhatikan kebijakan terkait dan juga protokol kesehatan.
Sebelum kegiatan dimulai, relawan melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Ketua Rukun Warga (03) kelurahan Paseban terkait dengan perizinan penggunaan tempat dan mengadakan kegiatan, dilanjutkan dengan orangtua anak-anak didik secara daring melalui grup whatssapp (WA). Harapan ke depan grup WA tersebut mampu menjadi wadah silaturrahim antar relawan dan orangtua dengan berbagai latar belakang yang ada.
Kegiatan pengabdian dilakukan selama 3 (tiga) kali yaitu pada tanggal 14, 21, dan 28 November 2020 yang membagi 25 (duapuluh lima) anak didik ke dalam 2 (dua) sesi yaitu sesi pagi dan sesi siang. Setiap sesi dibagi menjadi 2 (dua) sampai 3 (tiga) kelas dengan maksimal 5 (lima) anak dan 1 (satu) orang relawan pengajar setiap kelasnya. Adapun tujuan dari pembagian sesi dan kelas tersebut agar anak didik lebih fokus dalam belajar sesuai dengan kemampuan, menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, dan tidak lain untuk menghindarkan anak didik dari kerumunan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan diawali dengan penyuluhan cara mencuci tangan dengan baik sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yakni dengan air mengalir dan sabun sebanyak 6 (enam) langkah selama 20-30 detik. Setelah memberikan penyuluhan kepada anak didik mengenai cara mencuci tangan yang baik, mereka diminta untuk mempraktikkannya secara langsung. Setelah cuci tangan selesai, setiap anak didik dibekali masker medis khusus anak untuk menggantikan masker kain yang mereka bawa. Setiap anak didik juga dibekali 1 (satu) botol sabun cuci tangan dan 1 (satu) botol hand sanitizer, tidak lupa, anak didik diingatkan untuk selalu menjaga jarak.
Untuk mendukung proses belajar mengajar, setiap anak didik dibekali 1 (satu) paket peralatan belajar seperti meja lipat, buku bacaan, buku tulis, pensil, pensil warna, spidol, gunting, lem, dan lain sebagainya. Relawan Paseban Mengajar sebelumnya telah membuat modul belajar yang kreatif, inovatif dan variative yang diarahkan pada 3 (tiga) hal, yaitu: pendidikan karakter, kemampuan dasar, dan keterampilan.
ADVERTISEMENT
Pada pekan pertama dimulai dengan kegiatan My journal (jurnal saya). Tujuan pembelajarannya tidak hanya sekadar membuat jurnal, tapi mengajarkan juga bagaimana cara mengisi jadwal harian agar hidup lebih teratur. Agar jurnalnya menarik, maka sampul depannya didesain dengan kreatif oleh anak-anak. Ada yang menggambar kucing pada kain warna lalu digunting dan ditempel pada sampul buku ini. Ada yang berupa gambar gunung, gambar anjing, atau yang sederhana hanya berupa namanya dan bentuk hati. Isi jurnal yang diisi meliputi: nama, alamat, nomor telepon dan kegiatan harian misalnya ibadah (baca iqro, shalat), belajar (membaca, tugas sekolah), rutinitas (mandi, makan, sikat gigi), kegiatan luang dan perbuatan baik setiap hari.
Pekan kedua yaitu melakukan kegiatan recycle stuff (barang daur ulang). Tujuan pembelajarannya untuk memberikan kesadaran atas kondisi alam dan sampah, serta mengajak anak untuk mengurangi dampak sampah plastik dengan melakukan 3R yakni Reduce (mengurangi pemakaian plastik), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (daur ulang). Anak didik disajikan beberapa video mengenai dampak sampah terhadap lingkungan yang dapat merusak alam dan dapat menyebabkan kematian aneka satwa liar misalnya ikan paus yang mati terdampar dan isi perutnya berupa sampah plastik, alam yang begitu indah jadi rusak.
ADVERTISEMENT
Mereka pun terbuka pikirannya untuk turut menjaga alam misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik dalam hidup sehari-hari serta mendaur ulang plastik menjadi barang lain yang lebih bermanfaat. Kemudian anak didik dilatih membuat kreatifitas dengan memanfaatkan sampah botol plastic menjadi tempat pensil atau celengan. Anak-anak yang masing-masing sudah membawa botol bekas dari rumah pun diajak membuat tempat pensil dari botol. Botol dipotong lalu kedua ujungnya dilem dengan resleting sehingga dapat dibuka tutup. Lalu bagian luarnya ditempel dengan aneka macam guntingan kain warna-warni dan pernak-pernik. Hasil karya tiap anak sungguh unik dan sangat kreatif. Kami para relawan sangat senang melihat hasil kreatifitas anak didik.
Pekan ketiga sekaligus penutup, anak-anak didik melakukan kegiatan bag art (seni tas), dengan tujuan pembelajar untuk mengenal warna dengan cara mewarnai tas, selain itu melatih anak didik agar memiliki jiwa wirausaha. Setiap anak didik dibekali tas yang menggambarkan 1 (satu) orang guru dan 2 (dua) orang anak didik. Anak didik kemudian diminta untuk mewarnai gambar tersebut menggunakan cat akrilik dan kuas yang telah diberikan. Warna cat yang disediakan hanya terdiri dari 4 (empat) warna dasar yaitu biru, merah, kuning dan putih. Anak didik dilatih cara mencampur warna sehingga terbentuk warna lain misalnya biru dicampur kuning menjadi hijau, dan merah dicampur kuning menjadi oranye.
ADVERTISEMENT
Anak-anak didik sangat antusias mewarnai tas masing-masing. Ada yang sudah sangat terampil mewarnai dan paduan warnanya sangat bagus. Namun ada pula yang baru belajar mewarnai sehingga perlu dibimbing oleh relawan. Setelah mewarnai, tas pun dijemur dahulu supaya warnanya meresap dan kering. Lalu setiap anak difoto mengenakan tas hasil karyanya dan tampak wajah ceria dan bangga pada setiap anak. Setiap kegiatan pun diakhiri dengan cuci tangan dan berdoa sebelum pulang ke rumah masing-masing.
Sebagai penutup, kami segenap relawan di Paseban Mengajar dan pengurus LPDP UI 7.0 mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Universitas Indonesia, para pengurus RW 03 Paseban, para orang tua, para donatur serta berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Salam sehat dan semangat belajar dari kami para pengajar (Amalia Fauziah, Dini Eka Wati, Kamalia, Priskatindea, Simon Yosonegoro Liem, dan Wafirul Hadi).
ADVERTISEMENT
---
Simon Yosonegoro Liem
Mahasiswa PPDS Mikrobiologi Klinik,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia