Dancuk

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
Konten dari Pengguna
30 September 2020 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dancuk
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kata "Dancuk" kalo dicermati secara mendalam akan terkesan Eksotik, Unik dan lucu.
ADVERTISEMENT
Kata Dancok biasa juga diucapkan oleh orang jawa timur ketika terheran-heran melihat sesuatu yang menakjubkan. Dancok Rek Ayune Bocah Kui! (Dancok, Cantiknya Anak itu!) :-)
Kata Dancuk mempunyai variasi yang berbeda-beda dalam melafalkanya:
Jancuk
Dancuk
Duancjuk
Juancuk
Ancuk
Kata Jancuk atau dancuk di Jawa Timur adalah kata umpatan yang sangat kasar. Darimana asal muasal kalimat ini? Menurut sejumlah keterangan kata jancuk berasal dari terikan warga Surabaya yang melihat tank Belanda yang bertuliskan Jan Cox.
Jadi ceritanya begini, menurut pada tahun 1945 Belanda sering menurunkan tank nya untuk mengintimidasi warga Surabaya. Tank ini mereknya Jan Cox, nah karena ukurannya yang tidak terlalu besar tank ini bisa masuk gang perkampungan. Walhasil setiap tank ini datang, warga langsung berteriak jiancok, warga banyak yang menyebut dengan suara keras dan tetunya dengan perasaan dongkol, jancok…jancok …. Maka kalimat itu kian lama kian populer dan akhirnya menjadi kata-kata umpatan yang kasar dan populer sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Padahal, aslinya Jan Cox itu adalah nama seorang pelukis asal Belanda yang lahir di Den Haag, 27 Agustus 1919 dan Jan Cox sendiri meninggal pada tanggal 7 Oktober 1980 di Antwerp, Belgia.
Ia merupakan pelukis terkenal di Belanda dan Belgia karena karyanya yang fenomenal. Jan Cox sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia. Karya lukisannya pun tidak ada yang di Indonesia.
Bagaimana bisa namanya terdengar sampai ke Indonesia, khususnya di daerah Surabaya, Jawa Timur? Rupanya, saat pasukan NICA Belanda yang membonceng Inggris mendarat di Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang, di salah satu tank mereka tertulis nama Jan Cox.
Menulis nama sesuatu atau seseorang di badan macam tank, pesawat, atau bom memang jamak dilakukan oleh para tentara zaman Perang Dunia II. Kemungkinan besar awak operator tank yang berasal dari Belanda amat mengidolakan pelukis itu. Tank tersebut berjenis M3A3 Stuart buatan Amerika Serikat yang menjadi inventaris tentara Belanda.
ADVERTISEMENT
Bisa ditebak akhir dari pendaratan NICA dan Inggris di Surabaya berakhir dengan pecahnya pertempuran 10 November 1945. Para Tentara Keamanan Rakyat (TKR/TNI kala itu) kemudian melihat tulisan Jan Cox di badan tank Stuart. Uniknya nama Jan Cox kemudian diadopsi oleh para prajurit TKR untuk mengidentifikasi kalau ada tank milik musuh datang.
Sekedar informasi, para prajurit TKR saat itu tidak dibekali senjata anti-tank sehingga akan menyulitkan mereka melawan kendaraan lapis baja musuh. Karena saat pertempuran banyak tank milik Belanda yang berseliweran, maka para prajurit TKR sering berkata Jan Cox, Jan Cox! yang maksudnya mengidentifikasi kalau adanya kendaraan lapis baja musuh.
Lama kelamaan pengunaan kata Jan Cox menjadi bahasa serapan masyarakat Surabaya hingga sekarang dan berubah kosakata menjadi Jancuk yang merupakan umpatan khas Jawa Timuran
ADVERTISEMENT