news-card-video
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Keberagaman di Makam Sunan Gunung Jati

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
11 Februari 2020 10:26 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keberagaman di Makam Sunan Gunung Jati
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Azan Ashar baru berkumandang, namun kesibukan di dalam pelataran makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, masih ramai oleh pengunjung. Beberapa rombongan peziarah dari luar kota Cirebon baru saja tiba di halaman parkir makam. Puluhan santri dengan baju serba putih dan sorban di kepala segera berhamburan keluar.
ADVERTISEMENT
Mereka berbaris rapi dan disambut oleh puluhan pengemis yang duduk di belakang kotak infak di depan pintu masuk makam. Seorang santri yang sepertinya sudah hafal dengan suasana di makam segera merogok kantong saku bajunya. Segepok uang dua ribuan segera ia bagikan kepada mereka.
Saya hanya melongo menyaksikan kejadian tersebut. Risih dan juga malu pada diri sendiri. Kami segera masuk mengikuti rombongan tadi. Memasuki area makan, kami segera belok kiri dan tak lama kemudian di depan kami berdiri sebuah gerbang besar yang disebut Pintu Pasujudan.
Pintu Pasujudan
Pintu Pasujudan adalah pintu ketiga dari sembilan pintu yang ada di kompleks Astana Gunung Jati. Sementara untuk mencapai makam Sunan Gunung Jati beserta keluarganya, masih ada beberapa pintu gerbang lagi yang harus dilalui.
ADVERTISEMENT
Untuk para pengunjung dan peziarah hanya diperbolehkan sampai pada pintu kelima, karena setelah pintu kelima itu hanya diperbolehkan untuk kalangan keturunan Sunan Gunung Jati atau orang yang sudah mendapat izin khusus dari Keraton Kasepuhan Cirebon.
Peziarah biasanya datang berkelompok. Mereka berdoa di depan Pintu Pasujudan dipimpin ketua kelompoknya.
Makam Sunan Gunung Jati hanyalah satu dari sembilan makam wali yang selalu ramai dikunjungi peziarah apalagi menjelang bulan puasa. Pada saat itu, peziarah yang datang ke makam wali jumlahnya bisa mencapai ribuan orang setiap hari. Menurut penjaga makam kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati ini adalah yang paling besar dibandingkan pemakaman Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus di kota Kudus, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Makam Sunan Gunung Jati memiliki bangunan yang mempunyai ciri arsitektur Jawa, China, dan Arab. Pada desain dinding di bagian interior ruangan sangat nampak bergaya arsitektur China. Ini disebabkan banyaknya hiasan porselen dan keramik. Bukan hanya pada dinding, keramik yang rata-rata berumur ratusan tahun ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan menuju makam.
Catatan menarik saya di makam Gunung jati adalah tidak semua peziarah yang datang ke makam Sunan Gunung Jati adalah mereka yang beragama Islam. Makam ini juga dikunjungi mereka yang beragama Buddha dan Konghucu dari etnis Tionghoa.
Mereka datang ke kompleks pemakaman itu untuk ziarah ke makam Ong Tien, putri kaisar dari Dinasti Ming yang diperistri Sunan Gunung Jati. Tempat peziarahan Ong Tien disediakan tempat khusus di sebelah barat serambi depan kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati.
ADVERTISEMENT