Pentingkah Quality Time Bersama Pasangan?

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
Konten dari Pengguna
15 Juli 2021 13:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingkah Quality Time Bersama Pasangan?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Apakah cinta bisa terkikis? Saya tidak sepenuhnya sependapat dengan hal itu, meski kita sibuk dengan dunia kita masing masing atau keributan keributan kecil dengan pasangan, hal itu tidak membuat cinta saya ke pasangan terkikis atau berkurang, tetap 100 persen. Yup, setelah tiga tahun usia pernikahan, dilengkapi dengan kehadiran anak anak, hubungan saya dan Istri bisa dikatakan lebih pada rutinitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Komunikasi yang kami lakukan juga tak terlalu banyak. Pagi hari sebelum Istri berangkat bekerja, dia menyiapkan kopi, cium tangan dan berangkat kerja? Satu jam selanjutnya giliran saya yang berangkat kerja, dengan anak yang masih tidur atau nonton TV
Kemudian malam hari setelah Istri pulang kerja. Itu pun tak banyak karena tubuh sudah kelelahan, apalagi jika istri masuk malam persis tidak ada waktu bertemu.
Semenjak kehadiran putra kami yang sebelumnya di kampung dan putri kami yang keluar dari pondok, kami jarang sekali bisa berduaan di rumah dan meski masih sempat bepergian berdua.
Namun, kadang istri yang mengajak kami berdua untuk makan malam di luar atau menonton bioskop
Dan menurut saya, it’s really worth it! Why???
ADVERTISEMENT
1. It’s simply because you can have a quality time with your wife
Ketika bepergian dengan anak-anak, walaupun terlihat bersama, tapi keintiman antara saya dan Istri tidak terasa. Fokus utama pada anak.
Saya maupun Istri tidak merasakan adanya momen spesial bagi kami berdua. Yang penting anak happy.
Namun ketika akhirnya saya menyempatkan diri untuk makan berdua saja dengan Istri, kami bisa merasakan kedekatan itu kembali. Walaupun kami tak berbicara hal-hal yang serius, pastinya juga tidak merusak suasana dengan membicarakan masalah keuangan rumah tangga dan biaya yang harus dibayarkan, tapi kami merasa sangat dekat seperti sewaktu masih berpacaran dulu.
Tidak memikirkan anak, tidak membicarakan masalah dalam rumah tangga, tidak memikirkan pengeluaran bulanan yang tak ada habisnya… hanya pembicaraan ringan seolah-olah hidup kami tanpa beban. Ya, benar, persis seperti sewaktu kami masih belum menikah dulu dan belum terkontaminasi oleh masalah-masalah rumah tangga yang tiada akhir.
ADVERTISEMENT
Mengapa saya lebih memilih untuk makan malam bersama sebagai quality time dengan Istri? Karena ketika menonton bioskop, yang menjadi fokus utama adalah film yang sedang ditonton. Sementara ketika dinner berdua, dengan catatan tidak sambil sibuk dengan gadget masing-masing, fokus utama adalah pasangan kita. Inilah waktu yang tepat untuk mengembalikan keintiman hubungan bersama pasangan setelah memiliki anak.
2. Hanya pada momen seperti ini saya bisa benar-benar tertawa kembali
It’s good to have a good laugh. Apalagi setelah bergumul dengan masalah sehari-hari dan rutinitas. Bukannya saya tidak bahagia dengan anak anak saya, saya sangat bahagia. Namun, ada kalanya saya ingin bisa tertawa lepas karena lelucon saya sendiri dan bukan karena tingkah laku lucu anak
ADVERTISEMENT
Ya, it’s really good to have a good laugh. Semua beban masalah saya lenyap seketika. Dan pikiran saya terasa fresh kembali. Rupanya tidak perlu liburan ke luar negeri atau ke Bali untuk membuat rileks lahir batin, cukup ajak Istri dinner romantis berdua saja.
3. Tidak hanya quality time dengan Istri, tapi juga salah satu terapi me time yang asyik.
Apakah yang paling penting ketika kita sedang ingin me time? Tentunya menjadi diri sendiri.
Ketika di rumah, saya tidak menjadi diri saya sendiri. Saya menjadi seorang suami, seorang ayah, sekaligus seorang pemimpin bagi keluarga saya . Itulah sebabnya ketika saya menghabiskan waktu berdua dengan Istri, saya memanfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk menjadi diri saya sendiri. Terlepas dari segala status yang telah tersemat pada diri saya, pada momen ini saya hanya ingin menjadi seorang Suhari Ete
ADVERTISEMENT
Dan hal ini juga penting, karena dengan saya menjadi diri saya sendiri, Istri juga bisa mengingat kembali mengapa ia dulu jatuh cinta pada saya. Dan perasaan cinta yang kata istri saya mulai terkikis karena rutinitas sehari-hari bisa bersemi kembali, setelah kami mengenang kembali masa-masa kami masih saling mengejar hingga berpacaran.
Jika hubungan kita dengan pasangan mulai terasa hambar, mungkin yang kita butuhkan adalah sebuah waktu khusus berdua saja bersama dengan pasangan. Tidak perlu hari spesial untuk merayakan kebersamaan , Kita bisa melakukannya kapan saja jika memungkinkan.
Sediakan waktu untuknya dan manfaatkan momen ini hanya untuk kamu dan pasangan. Saya jamin, cinta akan kembali bersemi dalam pernikahan kita