Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Pluviophile
11 Desember 2019 15:17 WIB
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Musim hujan telah tiba. Meski tak tiap hari hujan, namun mendung seakan hampir menghiasi atap langit tiap harinya. Banyak orang yang merutuki keadaan jika datang musim hujan. Namun, saya yang justru merasakan hal sebaliknya, bahagia ketika hujan datang
ADVERTISEMENT
Hujan menyirami tanaman kurang lebih beberapa jam lamanya. Lalu langit kembali menyalakan ratusan lampion-lampion kecil yang menerbang sejauh mata memandang.
Setengah dari hujan di luar sebenarnya adalah kenangan yang membekas. Tetes airnya adalah hujaman kerinduan yang pernah kami ciptakan
Entah kenapa hati justru lebih merasa damai dan tenteram ketika guyuran hujan mulai melanda. Mungkin inilah waktu yang tepat untuk me time. Sambil menyeruput secangkir kopi atau teh panas, bergumul dengan selimut di kamar yang nyaman, hanya ditemani oleh novel kesayangan. Tak ada suara bising televisi maupun pemutar musik, cukuplah suara derasnya hujan sebagai latar belakangnya.
Saat hujan saya suka berlama-lama menatap ke luar jendela, menatapi guyuran hujan yang mendera halaman. Menatap tetes-tetes air yang turun dari genteng rumah, maupun pemandangan air hujan yang memukul-mukul tanah di halaman merupakan pertunjukkan yang tak ingin saya lewatkan. Apalagi, jika beruntung melihat burung-burung mungil yang dengan asyiknya seolah-olah mandi diatas genangan air.
ADVERTISEMENT
Saya tak terlalu suka suasana yang terik, karena hal tersebut dapat menyengat kulit dan membuatmu gerah. Namun, ketika langit mulai mendung dan tetes-tetes air hujan mulai jatuh dari langit, hatipun justru berkata "inilah saatnya!" saat untuk bergembira.
Pun ketika orang lain justru lebih suka berdiam dalam rumah, mempercepat langkah kaki karena takut pakaiannya basah, serta menunda janji dan acara, saya justru sebaliknya. Saya tak peduli ketika harus keluar rumah, berbelanja, pergi menepati janji, dan sebagainya, meski diluar sedang diguyur hujan deras.
Inilah kesempatan untuk mendengarkan orkestra alam yang diberikan Tuhan. Ibarat candu, orkestra ini bisa menenangkan, bedanya, ia tak berdampak negatif pada tubuh dan kesehatan.
Semua kenikmatan dan kedamaian yang ditawarkan oleh rintik-rintik hujan seakan menyihir untuk segera keluar rumah, bergabung dengan "mereka" menikmati sambutan berupa guyuran air hujan. Bahkan aroma khas yang muncul setelah hujan, berupa udara yang lembab dan bersih.
ADVERTISEMENT
Apakah saya seorang Pluviophile? Orang-orang pengagum hujan. Mereka adalah orang yang merasa damai dan bahagia ketika hujan mendera