Konten dari Pengguna

Tungir

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
29 Januari 2020 11:17 WIB
clock
Diperbarui 13 Maret 2020 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tungir
zoom-in-whitePerbesar
Ada salah satu kawan saya sebut saja namanya Dewi (nama samaran) setiap berbicara dengannya ia selalu menyelipkan kata kata “Tungir”
ADVERTISEMENT
Seperti pada kata “ Ah, Tungir lo!”, “Dia itu memang tungir!” “Kemana si Tungir itu” . Perempuan berkulit eksotis ini pokoknya setiap hari tidak akan jauh jauh dari kata tungir.
Karena hal tersebutlah kami menyebutnya dengan Ibu Tungir atau Tungir senior, ya karena dia sering ngomong tungir. Sebenarnya kata tungir di sini kalau saya cerna hanya sebuah sebutan untuk seseorang yang ia anggap sudah akrab, atau untuk mengakrapkan diri
Dan saya kira kata Tungir ini mungkin hanya dia satu satunya yang sering mengucapkan kata ini di antara bahasa bahasa gaul lainnya dan tentu jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa gaul yang berkembang di Indonesia belakangan lebih dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Saya tidak tahu dari mana ia pertama kali dapat kata Tungir ini. Yang jelas biasanya bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran.
Dan masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Tungir dan bahasa bahasa gaul lainnya pada dasarnya, bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan sejenis ini).
Tungir sendiri setelah saya telusuri ternyata mempunyai arti pantat ayam. Sangat lezat memang, apalagi jika di goreng. Sebagian orang masih merasa risih bahkan jijik jika akan mengonsumsi pantat ayam ini . Padahal sebenarnya pantat ayam mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat
ADVERTISEMENT
Bagian tubuh ayam ini adalah tempat berkumpulnya bulu ekor ayam. Pada bagian ini diketahui terdapat kelenjar yang memproduksi minyak.
Supaya tidak pahit, brutu baiknya di bakar atau di panggang dulu sebelum di masak.
Namun, seperti halnya jenis makanan lainnya, pantat ayam pun sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak berlebihan. Terlebih pantat ayam diketahui mengandung lemak yang cukup banyak.
Contoh bahasa prokem yang sangat mudah dikenali lainnya adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, yaitu huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan.
Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara Jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal . Contohnya adalah Mantul, Tuman, Kuy dan lainnya