Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kisah Pak Majen dan Anaknya: 15 Tahun Hidup Berdua di Gubuk Tua
22 Desember 2018 17:44 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Majen (70) beserta anaknya Reza (12), warga Kampung Cigaluga, RT 1/RW 6, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, tidak punya banyak pilihan. Selama bertahun-tahun, mereka terpaksa menghuni gubuk di lahan kebun milik orang lain.
ADVERTISEMENT
Gubuk yang mereka huni sama sekali tak tampak seperti hunian. Dindingnya hanya berupa bilik bambu yang sudah bolong. Ukurannya pun sangat sempit, hanya seluas lima meter persegi.
Bagian depan gubuk hunian Majen dan Reza tampak kumuh. Baju jemuran terlihat menumpuk di beberapa bentangan tali yang dibuat seadanya.
"Bapak Majen itu duda, sudah hampir 15 tahun hidup bersama satu orang anaknya yang putus sekolah," kata Salsa (39), tetangga Majen dan Reza kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (22/12/2018).
Salsa mengatakan, lahan yang ditempati bapak dan anak tersebut bukan hak milik. Mereka menumpang di gubuk yang berada di area kebun milik orang lain.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Majen dan Reza bekerja serabutan. "Sesuai dengan kemampuannya. Kasihan, kalau turun hujan pada bocor, anaknya sering mengungsi di tempat pengajian," katanya.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi Majen dan Reza, para tetangga berencana akan memindahkan hunian mereka. Kebetulan ada seorang tetangga yang memperbolehkan lahannya dibangun hunian untuk bapak paruh baya dan anak putus sekolah tersebut.
"Rencananya, kami bersama para pemuda setempat akan merehab dan sekaligus memindahkan lokasinya. Ada lahan pemberian warga, untuk bambu dan kayu sudah tersedia cuma kendalanya biaya pembangunan. Perlu uluran tangan," pungkasnya.