Konten Media Partner

Mengintip Lapangan Bola Berstandar FIFA di Desa Cisayong, Tasikmalaya

10 November 2018 18:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengintip Lapangan Bola Berstandar FIFA di Desa Cisayong, Tasikmalaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Berada di kaki Gunung Galunggung terhampar rumput yang hijau dan dikelilingi oleh pagar tembus pandang melalui celah-celahnya. Tak jauh dari ruas jalan Cisinga, ruas jalan baru yang menghubungkan Ciawi dan Singaparna, hamparan rumput hijau nan rata ini adalah fasilitas olahraga kebanggaan warga setempat dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ya inilah lapangan bola Lodaya Sakti yang lokasinya persis di depan SD Inpres Sukarame, Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Lapangan bola yang memiliki panorama indah di sekelilingnya, hamparan sawah yang bisa dinikmati di sisi selatan lapangan, serta gagahnya Gunung Galunggung di bagian barat.
Setiap hari, tiga orang petugas tampak mondar-mandir di pinggir lapangan bola seluas lebih dari 5.000 meter persegi ini. Mereka sedang membersihkan sampah yang berserakan di pinggir lapangan.
"Harus selalu bersih kang, biar kelihatan asri dan harus dirawat, entar sore ada yang mau main bola, tapi akang enggak boleh injak rumputnya ya," ungkap lelaki paruh baya yang enggan menyebutkan namanya saat sukabumiupdate.com menyatroni lapangan sepak bola Lodaya Sakti, Sabtu (10/11/2018).
ADVERTISEMENT
Berjarak lebih kurang 15 kilometer dari Kota Tasikmalaya, lapangan sepak bola ini bisa jadi satu-satunya milik desa di Indonesia yang rumputnya berstandar FIFA. Rumput lapangan bola milik Pemerintah Desa Cisayong ini jenis Zoysia matrella, disebut-sebut memiliki kualitas sangat baik, dengan tingkat elastisitas dan akar yang nyaris sempurna.
Rumput jenis ini juga memiliki tingkat kerapatan dan kemampuan menahan beban yang sangat baik sehingga bisa mengurangi risiko cedera para pemain sepak bola. Sebagaimana lapangan desa lainnya, fasilitas olahraga ini juga disiapkan tanpa tribun, di mana penonton pasti memenuhi sekeliling lapangan pada setiap pertandingan.
Lapangan ini sudah difungsikan sebagai fasilitas olahraga untuk umum, terutama warga di desa dan kecamatan Cisayong, karena lapangan ini dibangun dan dikelola oleh pemerintah desa melalui inisiatif Kepala Desa Cisayong, Yudi Cahyudin.
ADVERTISEMENT
Yudi mengatakan kepada sejumlah awak media, pembangunan sarana olahraga di desa yang dipimpinnya telah sesuai dengan Permendes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Dana Desa Tahun 2018, dan sudah mendapat persetujuan dari semua unsur masyarakat.
Pembangunan Lapangan Sepak Bola Loday Sakti menghabiskan dana sebesar Rp 1,4 Miliar, di antaranya untuk water sprinkle system, pembelian dan penanaman rumput, perataan tanah, sistem drainase, pasir, dan pagar.
Lapangan Lodaya Sakti sempat menjadi saksi bisu dahsyatnya letusan Gunung Galunggung pada Senin, 5 April 1982. Gunung memuntahkan abu vulkanik, lahar panas dan dingin, pasir dan lavanya menelan beberapa kecamatan di sekitar gunung, seperti Sukaratu, Padakembang dan Leuwisari dan lapang Lodaya Saktipun menjadi bedeng pengungsian sementara bagi ratusan orang pengungsi selama lebih dari satu tahun.
ADVERTISEMENT