Pabrik di Sukabumi Kesulitan Menangani LGBT, HRD: Dilindung Hak Asasi

Konten Media Partner
26 Juli 2019 17:22 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pabrik yang berdiri di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:CRP 3
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pabrik yang berdiri di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:CRP 3
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - PT Gunung Salak Sukabumi merasa sulit menangani masifnya perkembangan LGBT (Lesbian, Gay Biseksual, Transgender) di lingkungan perusahaan. Perusahaan menyatakan LGBT merupakan perilaku manusia yang masih dilindungi undang-undang hak asasi. Sehingga pihak perusahaan tak bisa melakukan tindakan tegas bilamana buruh tersebut seorang LGBT.
ADVERTISEMENT
"Sangat sulit karena kita juga lihat dua sisi, satu sisi kita lihat manusia memiliki hak sedangkan dalam konteks agama itu dilarang. Nah poin itu kan beda," ujar HRD PT Gunung Salak Hartono Tambunan, kepada sukabumiupdate.com di lobby kantor PT Gunung Salak, Kampung Babakanpari, Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (26/7/2019).
Hartono menjelaskan, sebagai petinggi di perusahaan dirinya tidak bisa gegabah menyikapi hal ini karena bisa menjadi boomerang jika tidak dipikirkan secara bijak. Namun disisi lain, Ia sudah didorong oleh tokoh-tokoh agama untuk bertindak tegas menyikapi masalah sosial ini agar pertumbuhannya dapat diredam.
"Memang dari pihak tokoh agama sudah menyarankan untuk melakukan tindakan konkret agar pertumbuhannya bisa diredam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pihak perusahaan tidak bisa berupaya banyak menyangkut hal ini. Adapun tindakan hanya melakukan pembinaan.
"Perusahaan tidak bisa melakukan secara prontal tapi yang bisa dilakukan hanya pembinaan. (Namun) sejauh ini kita belum melakukan pembinaan atau pemanggilan dengan melarang mereka untuk ini atau itu, kita tak bisa karena ada hak disitu," tuturnya.
Pihak perusahaan sering menyampaikan bahayanya LGBT dari sisi agama kepada seluruh karyawan, dengan harapan pertumbuhan LGBT ini terhenti. Namun hal itu sia-sia, karena masih banyak karyawan perempuan yang terlihat seperti seorang laki-laki.
"Itu upaya kita agar terhenti pertumbuhannya. Saya gak pernah melakukan riset tapi dari kita sebagai orang awam dengan melihat kasat mata penampilannya serta gaya seperti itu, memang masih ada," tukasnya.
ADVERTISEMENT