Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bocah Petualang Main ke Taman Legenda
30 Mei 2022 21:26 WIB
Tulisan dari Sukainah Hijarani Almansuroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari libur telah tiba. Kamu menyambutnya dengan penuh antusias dan sangat senang terbebas dari rutinitasmu. Rencanamu bertamasya sudah disiapkan dengan matang-matang, mulai dari pakaian, makanan, minuman, dan tenaga. Kamu juga sudah tidak tahan lagi untuk bermain wahana yang menantang.
ADVERTISEMENT
Pagi yang cerah, membuatmu semangat menghabiskan sarapan agar cepat bergegas pergi ke Taman Legenda, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kamu tidak lupa menempatkan perlengkapanmu ke dalam bagasi mobil. Diperkirakan dari rumahmu 45 menit sampai lokasi.
Di sepanjang perjalanan, kamu menikmati dengan gelak tawa bersama keluargamu. Karena itu, bentuk pengalihanmu untuk tidak mabuk perjalanan. Kamu juga memandangi mobil yang ramai terparkir di pinggir jalan. Matamu tidak berkedip setiap kali melihat mobil besar yang terlintas dihadapanmu.
Pandanganmu tertuju ke klakson yang berbunyi “telotet” dan spontan kamu berteriak “Om, telotet om!” dengan suaramu yang cempreng.
Keenakan melihat mobil, ternyata pintu masuk TMII sudah terlihat di sebelah barat. Terpantau antrean kendaraan roda empat cukup padat di pembelian tiket masuk. Tantemu membayar tiket dan langsung menuju ke Taman Legenda. Namun, sopirmu salah jalan sehingga harus putar balik dan mengikuti petunjuk maps.
ADVERTISEMENT
Tiba di lokasi, ternyata sepi pengunjung. Kamu langsung berlari ketika tantemu membukakan pintu mobil. Sayangnya, Taman Legenda belum buka karena masih terlalu pagi. Petugas pun menyuruhmu menunggu sekitar 15 menit. Raut wajahmu seketika lesu dan duduk termenung.
Kemudian kereta wisata lewat, kamu terus memandanginya dan berteriak tidak jelas. Kesedihanmu sedikit terobati, sampai lari-lari kegirangan. Tantemu pun memfotomu bersama kereta yang hendak melaju, dan wajahmu mulai berseri-seri.
Akhirnya Taman Legenda sudah dibuka. Tantemu langsung membeli tiket masuk. Kamu diberikan gelang pengenal pengunjung. Setelah itu, kamu bisa menikmati berbagai wahana bermain. Seperti wahana Petualangan Dinosaurus, Mata Legenda, Bajak Laut, dan Ular Selur. Serta wahana Baby Dino, Perang Bombomcar, Kereta Beos, Nirwata Kisar, Mobil Tanjak, dan Pintu Masuk Edukasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kamu harus mengisi data pengunjung seperti wajib vaksin Covid-19, setidaknya dosis pertama. Scan Barcode menggunakan aplikasi PeduliLindungi, dan menaati protokol kesehatan selama berkunjung. Petugas juga memeriksa barang-barang keluargamu. Sayangnya, minuman yang dibawa disita karena tidak boleh membawa minuman berbentuk kemasan, kecuali botol minum pribadi.
Kamu langsung pergi ke wahana Petualangan Dinosaurus. Di sana kamu melihat berbagai macam dinosaurus dari mulai yang kecil sampai yang besar. Di pertengahan jalan, kamu terjebak di dinosaurus yang berisikan air di dalam mulutnya. Kamu pun tersembur, hingga membuat bajumu basah. Wajahmu tampak menahan tangis, tantemu mengalihkannya dengan mengajak foto bersama dinosaurus.
Saking banyaknya wahana permainan, kamu mengikuti tantemu menaiki wahana bajak laut yang mayoritas orang dewasa naik. Saat petugas sudah mengayunkan, kamu menundukkan kepala dan berpegangan erat. Petugas pun sengaja menggerakkan dengan cepat, hingga membuatmu terdiam dan memejamkan mata.
ADVERTISEMENT
Ketika turun kamu tampak biasa saja, padahal wahana itu sangat ekstrem untuk seusiamu. Sebelum bermain ke wahana berikutnya, kamu membeli es krim dan beristirahat sejenak di kursi panjang yang terdapat di pinggir jalan.
Wahana perang bombomcar sedang sepi, es krimmu juga sudah habis. Kamu menuju ke mobil yang dekat denganmu. Kamu sangat energik mengemudikan mobil, hingga menabrak pembatas arena dan menubruk mobil lainnya. Kamu tampak betah sekali bermain mobil, sampai membuatmu enggan untuk turun.
Waktu bermain perang bombomcar sudah selesai, kamu pun duduk di kursi panjang di pinggir arena. Ketika kamu meminta minum, Ibumu melihat maskermu sobek di bagian pipi kiri. Ibu pun membuka maskermu untuk memeriksa keadaanmu. Gigimu terlihat baik-baik saja, tetapi gusimu sedikit berdarah. Kemudian, Kamu dilarang Ibumu untuk bermain wahana lagi.
ADVERTISEMENT
(Sukainah Hijarani Almansuroh/Politeknik Negeri Jakarta)
Live Update