Konten dari Pengguna

Pantai Widodaren, Wisata Healing untuk Pecinta Pantai

Sukainah Hijarani Almansuroh
Student Polytechnic State Jakarta, Publishing Studies (Journalism).
30 Mei 2022 17:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukainah Hijarani Almansuroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan Pantai Widadoren yang Sejuk. Sumber Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan Pantai Widadoren yang Sejuk. Sumber Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Di penghujung kegiatan industri, temanku yang tidak ingin disebutkan namanya menyusun rencana untuk berpergian ke daerah Gunungkidul bersama teman-temannya. Tepatnya Pantai Widodaren yang berada di Kanigoro, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya mereka mengikuti kegiatan kampus, yang merupakan salah satu kampus swasta di Jakarta yang digelar di Yogyakarta. Selepas acara selesai mereka memutuskan untuk pisah dari rombongan kampus. Mereka menyewa mobil untuk berjalan-jalan sekitar Kota Yogyakarta dan menginap di Rich Hotel Yogya.
Keesokan harinya sehabis menyantap sarapan, mereka berangkat ke Pantai Widodaren. Sejuknya udara Gunungkidul menemani perjalanan mereka, serta dihiasi dengan hamparan pohon-pohon yang menjulang.
Pemandangan yang asri mengobati sakit mata yang terlalu lama memanjakan badan. Namun, bayangan keindahan lautan biru, ombak yang berguling tampaknya masih jauh. Karena melewati jalanan yang curam, naik turun dan berkelok-kelok.
Menurut mereka, sekitar 15 menit mendekati pantai jalanannya hancur dengan berserakan kapur-kapur. Jalur menuju pantai pun hanya muat satu mobil saja, tetapi mereka menikmati dengan saling melempar nada. “Untung tidak salah jalan, kebetulan mapsnya lagi benar. Jadi, nggak nyasar,” kata temanku sambil tertawa kecil.
ADVERTISEMENT
Beristirahat sejenak, tak terasa hari sudah terlalu terik, dan badan mereka terasa remuk setelah berjam-jam terguncang-guncang di dalam mobil, hingga akhirnya tiba di lokasi. Semilir angin berdatangan menyambut mereka saat turun mobil. Lokasi terpantau sepi pengunjung, mereka pun langsung membayar tiket masuk dan mengecek suhu tubuh.
Mereka berjalan mendekati arah tepian tebing, dan lautan lepas tampak jelas di depan. Hanya ada sedikit area berpasir di sisi sebelah barat, itu pun harus turun dari tebing menggunakan tangga kayu yang sudah berlumut dan tampak sudah berumur.
Saat menuju pantai tersedia toilet umum dan terdapat beberapa warung kecil yang menyajikan berbagai menu makanan dan minuman. Sayangnya, tidak ada tempat untuk melaksanakan ibadah.
Ombak di pantai ini sangat besar, dan kebetulan mereka datang saat air sedang pasang sehingga tidak diizinkan berenang. Untuk itu, mereka menunggu air pantai sudah tidak terlalu pasang di warung kecil sambil beristirahat dan berfoto.
ADVERTISEMENT
Suasana di pantai ini cukup segar, tidak terlalu panas karena di sepanjang bibir tebing dan area pantai banyak ditumbuhi batang yang bulat dengan bekas dudukan daun dan bercabang memanjang agak hijau kecoklatan. Terdapat pohon dengan akar serabut yang kuat, dengan batang ramping tegak dan tidak bercabang sirip-sirip lirik menumpang daun.
Ada sebuah area luas berumput di sebelah timur yang biasanya digunakan untuk kemah. Di dekat area kemah ini juga ada sebuah tebing berbatu yang biasa digunakan untuk berswafoto dengan latar deburan ombak.
Setelah menunggu air sudah tidak pasang lagi, mereka pun turun melihat batu karang yang dipijak, tumbuhan rumput membentang, dan mereka menaruh barang-barang di bawah karang-karang besar yang ada di tepi pantai.
ADVERTISEMENT
Pantai Widodaren langsung menembus Samudra Hindia, tetapi tidak ada kapal atau nelayan karena ombak-ombaknya yang kencang dan banyak karang-karang. Setelah puas dan cuaca sudah semakin gelap mereka bergegas pulang dan mencari makan malam.
(Sukainah Hijarani Almansuroh/Politeknik Negeri Jakarta)