Konten dari Pengguna

Waktu Melempar Nada

Sukainah Hijarani Almansuroh
Student Polytechnic State Jakarta, Publishing Studies (Journalism).
31 Mei 2022 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukainah Hijarani Almansuroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Waktu Bernyanyi Bersama Sahabat. Sumber Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Waktu Bernyanyi Bersama Sahabat. Sumber Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Waktu terus berputar, kamu menghabiskannya dengan belajar hingga larut malam. Namun, tak lupa kamu menyempatkan waktu untuk bermain dengan sahabat dekatmu. Kamu sangat antusias bertemu dengannya. Menyiapkan segala cerita mulai dari yang tidak sedap sampai yang menarik hati.
ADVERTISEMENT
Menumpahkan keluh kesah dengan orang terdekat melegakan dadamu. Bisa berbagi pengalaman, bertukar pikiran, dan menertawakan candaan receh. Kamu merupakan sosok yang paling dinanti. Karena suasananya menjadi ramai, hingga lupa waktu.
Malam itu, sedikit berbeda dari biasanya. Awalnya hanya berbincang dan makan malam saja, tetapi kamu iseng mengajak karaoke. Lantas sahabatmu menanggapi dengan serius, hingga langsung memilih tempat di daerah Jakarta Timur. Tepatnya di Venus Karaoke Keluarga, Mall Tamini Square Lantai 2, Pinang Ranti, Kampung Makasar, Jakarta Timur.
Karaoke menjadi salah satu caramu untuk meluapkan emosi tanpa menyakiti, yaitu dengan lewat kata yang diiringi alunan musik yang indah. Makan malam pun sudah selesai. Kamu langsung bergegas menuju ke tempat karaoke. Tiba-tiba sahabatmu mendapatkan informasi kalau ada tugas dari dosennya dan dikumpulkan malam itu juga. Kamu menunggu sahabatmu untuk mengerjakan tugasnya.
ADVERTISEMENT
Hari semakin larut, sahabatmu belum kunjung selesai mengerjakan tugasnya. Sahabatmu pun memutuskan untuk mengerjakannya di jalan, untuk tidak membuang-buang waktu. Apalagi perjalanan cukup jauh, dan jalanan juga ramai dengan kendaraan roda empat yang berbaris di tengah jalan.
Ada saja hambatan ketika hendak ingin jalan. Sahabatmu kehabisan baterai dan kamu pun berinisiatif meminjamkan handphone-mu. Saat di pertengahan jalan, mendadak sahabatmu berhenti karena keyboard handphone-mu berubah tampilan. Untungnya, langsung bisa diperbaiki dan melanjutkan perjalanan.
Sesampai di tempat karaoke, sahabatmu menyarankan untuk parkir kendaraan di luar mall karena parkiran di dalam mahal. Terlihat mall sudah sangat sepi, ruko-ruko pun sudah tutup. Hanya kamu dan sahabatmu pengunjung yang baru datang. Kamu pun langsung naik ke lantai 2, dan menyewa ruangan karaoke selama 2 jam.
ADVERTISEMENT
Pilihan ruangan karaokemu di paling belakang. Kamu langsung membuat playlist lagu yang ingin dinyanyikan. Sahabatmu memilihkan lagu yang galau, hingga menguras energi. Teriakanmu sungguh paling keras diantara sahabatmu. Tampak raut wajahmu penuh dengan banyak pikiran, emosi, dan rasa sedih yang tak karuan.
Kamu pun jingkrak-jingkrakkan di atas sofa, hingga petugas memberikan peringatan yang membuatmu terkejut. “Dilarang menaiki sofa!” tulis petugas lewat monitor. Sahabatmu juga kebingungan darimana petugas tahu karena tidak terlihat ada Closed Circuit Television (CCTV) di dalam ruangan.
Tarikan nadamu semakin tinggi, untaian kata yang dilontarkan menyayat hati. Kamu terlihat medalami peran disetiap lirik. Kekesalan dalam jiwamu seperti tersampaikan secara tidak langsung. Sedikit terobati rasa sesakmu sambil menari, hingga tertawa cekikikkan.
ADVERTISEMENT
Tak terasa sudah pukul tengah malam kakakmu pun menelpon terus menerus. Dirimu panik lantaran waktu menyewa masih 15 menit lagi. Kamu juga harus menunggu sampai waktunya habis. Ketika keluar dari karaoke, ternyata mall sudah tutup. Kamu mencari jalan keluar dengan lewat lift pengangkut barang. Karena hanya itu satu-satunya jalan yang masih buka.
Jalanan sudah sangat sepi, jantungmu berdebar begitu kencang. Pasalnya, tempat parkir kendaraanmu itu juga sudah ditutup. Kamu menggedor pagar untuk membangunkan tukang parkir. Untungnya, tukang parkirnya bangun. “Seharusnya kalau udah lewat jam 10, ngambil besok pagi, neng!” seru tukang parkir dengan raut wajah yang seram.
(Sukainah Hijarani Almansuroh/Politeknik Negeri Jakarta)