Konten dari Pengguna

Kebebasan Berbicara dan Tanggung Jawab Sosial

Sukma Dea Andini
Mahasiswa Program Studi Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Airlangga.
31 Desember 2024 9:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukma Dea Andini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar speaker (pengeras suara) (Sumber : pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar speaker (pengeras suara) (Sumber : pexels)

Kebebasan Berbicara dan Tanggung Jawab Sosial

ADVERTISEMENT
Kebebasan berbicara merupakan salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar dan dijamin oleh banyak konstitusi di seluruh dunia. Hak ini memberikan setiap individu kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, berbagi ide, dan menyuarakan aspirasi tanpa takut akan pembalasan atau tekanan. Di Indonesia, hak ini dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUDNRI 1945.
ADVERTISEMENT
Kebebasan berbicara adalah alat penting untuk mendorong transparansi, akuntabilitas, dan perubahan sosial. Sejarah telah menunjukkan bahwa banyak gerakan sosial yang berhasil lahir dari keberanian individu untuk berbicara dan menantang status quo. Tanpa kebebasan berbicara, suara-suara yang terpinggirkan tidak akan pernah didengar, dan ketidakadilan akan terus berlanjut.
Namun, dalam konteks masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung, kebebasan berbicara membawa tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan. Seperti era digital saat ini, kebebasan berbicara juga menjadi senjata berbahaya yang dapat merusak tatanan sosial. Hal ini dapat dilihat dari kebebasan berbicara di media sosial yang disalahgunakan. Dalam media sosial, penyebaran informasi yang salah, ujaran kebencian, dan provokasi dapat menyebabkan kerusuhan sosial dan konflik dapat menyebar dengan cepat dan dampak dari kata-kata yang diucapkan atau ditulis dapat menjadi sangat besar.
ADVERTISEMENT
Tanggung jawab sosial dalam kebebasan berbicara mencakup kesadaran akan dampak dari kata-kata kita. Setiap individu harus menyadari bahwa kebebasan berbicara tidak bebas dari konsekuensi, sebagaimana diatur dalam KUHP. Langkah penting yang harus diambil untuk memastikan bahwa kebebasan berbicara digunakan dengan bijak adalah mengedukasi masyarakat tentang literasi media dan etika berbicara. Pemerintah dan platform media sosial juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman untuk kebebasan berbicara. Regulasi yang bijaksana diperlukan untuk mengatasi konten berbahaya tanpa mengorbankan hak asasi individu. Dialog terbuka antara pemerintah, masyarakat, dan penyedia platform harus dilakukan untuk menemukan solusi yang seimbang.
Dengan pendekatan yang bijaksana, masyarakat dapat memastikan bahwa kebebasan berbicara berfungsi sebagai alat untuk kemajuan dan keadilan, bukan sebagai senjata yang merusak. Kita semua memiliki peran dalam menjaga keseimbangan ini demi menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil.
ADVERTISEMENT