Konten dari Pengguna

Keramahan Para Pengusaha Perempuan di Phnom Penh

A Yathriba
ASN yang gemar membuat perhiasan, melukis, dan terkadang bersepeda.
19 November 2023 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari A Yathriba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sambil menyelam minum air, sambil berbelanja pertemanan pun terlahir. Peribahasa itu menggambarkan pengalaman saya saat berbelanja di Phnom Penh, Kamboja. Di negara yang dijuluki “Kingdom of Wonder” ini, terdapat 2 (dua) produk khas, yaitu permata dan sutra. Di antara sekian banyak toko yang ada di Phnom Penh, ada 2 (dua) toko yang menjadi tempat langganan saya. Selain produknya yang memang berkualitas dengan harga yang terjangkau, para pemiliknya baik hati serta pelayanannya pun bagus.
Bersama pemilik toko Asrey (kiri) dan pemilik toko Kei-Meas (kanan) (dok: pribadi)
Tempat pertama adalah toko perhiasan Asrey. Saya pertama kali mengenal toko ini dari senior yang pernah tinggal di Phnom Penh. Kata senior tersebut, kalau ke toko perhiasan Asrey agar sebut saja namanya. Ternyata tempat tersebut menjadi salah satu “Happy Place” saya di Phnom Penh. Toko ini dimiliki oleh Asrey, pengusaha perempuan asal Provinsi Takeo dan pengelolaannya dibantu juga oleh keluarganya, yaitu adiknya sebagai penjaga toko dan iparnya sebagai salah satu pengrajin perhiasannya. Toko Perhiasan Asrey terletak tidak jauh dari warung Indonesia, Warung Bali, dan Istana Raja Kamboja.
ADVERTISEMENT
Di Asrey, selain perhiasan yang sudah jadi, Toko Asrey juga menjual batu permata lepas. Salah satu batu permata yang menjadi ikon adalah ratanakiri zircon, batu alam yang berasal dari Provinsi Ratanakiri. Selain itu, juga dijual batu lain baik dari yang asli dari Kamboja seperti safir, rubi, dan topaz, dan juga batu yang diimpor. Biasanya saya membeli batu permata lepas untuk nantinya saya ubah sesuaikan. Sebagai pelanggan tetap, permintaan saya selalu disetujui oleh Asrey meskipun sedang sibuk.
Bermain dengan batu safir dan rubi di Toko Perhiasan Asrey (dok: pribadi)
Selain itu, ada rasa percaya tinggi antara kita berdua sebagai penjual dan pembeli. Saya senang membeli batu permata sesuai dengan bulan dan batu kelahirannya, sebagai contoh membeli batu ratanikiri zircon di bulan Desember. Saya sering meminta Asrey untuk mereservasi batu tersebut dan permintaan itu pun diproses tanpa berpikir panjang.
Padu padan batu ratanikiri zirkon dan safir untuk cincin custom (dok: pribadi)
Ada kalanya saya suka menghabiskan waktu hanya berbincang-bincang dengan Asrey. Saat akan pulang, kadang saya sering dibawakan buah tangan. Asrey bilang, "Kamu coba ini. Ini kue tradisional Kamboja" sambil menyerahkan kantong berisi kue berbentuk putih bulat. Pada kesempatan lain, saya juga sering dikasih sekantong plastik berisi buah untuk dibawa pulang.
Kue tradisional Kamboja dengan isian gula dan kelapa (dok: Pribadi)
Toko Asrey juga sering dijaga oleh adiknya, Amuy. Pertama kali saya bertemu, Amuy sedang hamil besar. Pada saat saya meninggalkan Kamboja, anaknya sudah balita. Untuk bisa berkomunikasi baik dari pelanggan yang dari Indonesia, Amuy sedikit bisa berbahasa Indonesia. Kadang dia akan mengucapkan harga dalam bahasa Indonesia. Jika tidak sedang menjaga di toko pusat, Amuy sering berada di ruko yang berada di Central Market, Phnom Penh.
ADVERTISEMENT
Toko kedua yang sering saya kunjungi adalah Kei-Meas Handicrafts. Lokasi toko adalah di Sorya Mall, Phnom Penh. Toko ini khusus menjual baju, tas, dan kain dari bahan sutra atau tenun Kamboja. Saya pertama kali bertemu dengan pemiliknya, Tex Simheang, pada saat kantor saya mengundang Tex sebagai salah satu narasumber.
Kegiatan working lunch dengan pemilik Kei-meas (baju merah jambu) (dok: pribadi)
Tex sering menyampaikan kalau perusahaannya mengedepankan pemberdayaan perempuan. Kain yang dijual di tokonya berasal dari para penenun perempuan yang ada di Kamboja. Selain untuk melestarikan kebudayaan menenun Kamboja, ini juga dilakukan untuk memajukan perekonomian masyarakat setempat.
Toko Kei-Meas di Sorya Mall, Phnom Penh (dok: pribadi)
Kei-Meas menjual bahan dengan kualitas yang bagus, sehingga tidak heran jika produk busananya juga digunakan oleh para pejabat di Kamboja. Saya acapkali bertemu dengan Tex pada saat berbagai pertemuan ASEAN yang diketuai oleh Kamboja pada 2022, baik di Phnom Penh maupun Siem Reap. Kei-Meas menjadi salah satu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kamboja yang mengisi pameran pada saat perhelatan ASEAN tersebut.
Pameran UKM Kamboja yang dihadiri Kei-Meas di sela-sela KTT ASEAN ke 40 dan 41, Phnom Penh (dok: pribadi)
Sama seperti di perhiasan Asrey, saya juga sering diperlakukan lebih dari sekadar pelanggan. Pernah pada suatu waktu, sambil menunggu saya diberi buah pomelo utuh untuk dihabiskan. Saya menikmati buah tersebut sambil berbincang dengan pelanggan lain yang ternyata jauh-jauh datang Amerika Serikat. Tex juga tidak segan-segan memberikan para pelanggannya barang secara cuma-cuma.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah hampir setahun kembali dari Phnom Penh, pertemanan dengan para perempuan super di Asrey dan Kei-Meas masih terjaga.