Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Kata Petani Swadaya Tentang Kegiatan Pemetaan Mandiri?
17 Oktober 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Suksma Ratri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mari berkenalan dengan Parsudi dan Basuki, dua orang petani sawit swadaya dari Desa Bukit Indah, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Parsudi, yang dikenal di desanya sebagai sosok pekerja keras dan memiliki komitmen tinggi, menjelaskan awal mula dirinya terlibat dalam kegiatan pemetaan lahan yang dilaksanakan oleh Solidaridad melalui proyek NISCOPS fase kedua, “Dulu, saya belum mendapatkan kecukupan informasi terkait status lahan sawit. Namun, Ketika kegiatan pemetaan lahan dari Solidaridad ini mulai diperkenalkan, saya melihat aspek manfaat yang cukup besar. Salah satunya untuk membuat perencanaan lahan, terkait pemeliharaan jalan blok, jalan panen, dan pemeliharaan parit. Dari peta yang dihasilkan, petani mendapatkan kemudahan dalam perencanaan perawatan. Tentu lebih efisien juga untuk perawatan jalan dan drainase.” Ujar Parsudi dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Sementara Basuki, ketua koperasi Makmur Sejahtera, baru kali ini melihat ada kegiatan pemetaan lahan sawit swadaya yang merupakan kerja sama antara organisasi masyarakat sipil dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten. “Awalnya saya skeptis. Namun setelah memperhatikan dan mengikuti tahapan pemetaan dari mulai sosialisasi, pelatihan, dan bagaimana cara menggunakan perangkat pemetaan, saya bisa melihat perbedaan yang signifikan. Misalnya, kami bisa mengetahui bagian lahan mana yang membutuhkan pemupukan lebih banyak, dan bagian mana yang lebih rentan terhadap banjir,“ ujar Basuki. Beliau juga menyatakan bahwa pemetaan dapat membantu petani dalam merencanakan identifikasi lahan yang berpotensi untuk diversifikasi, untuk pengusulan STDB, sarana dan prasarana, serta pengajuan program peremajaan sawit rakyat (PSR).
Tujuan dari kegiatan pemetaan yang dilakukan oleh Solidaridad adalah untuk membantu petani swadaya mengelola lahan mereka secara lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan menggunakan teknologi peta digital dan aplikasi berbasis GIS (geographic information system), kegiatan ini memungkinkan petani untuk memastikan letak lahan mereka secara akurat, memantau kondisi tanah, serta mengelola pemupukan dan irigasi secara optimal. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani swadaya seperti Parsudi dan Basuki adalah akses terhadap teknologi dan pelatihan.
ADVERTISEMENT
“Awalnya, perangkat dan aplikasi ini tampak rumit. Tetapi dengan adanya pendampingan dari petugas lapangan yang memiliki keahlian, kami mulai terbiasa dan dapat memanfaatkan teknologi ini dengan lebih baik,” ungkap Parsudi. ”Akses data yang terbatas, seperti peta dasar Agraria Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN)/dan kawasan hutan menjadi kendala tersendiri dalam proses pemetaan. Namun bersama Solidaridad kami dapat memperoleh data tersebut.” Basuki menambahkan. Melihat dampak positif dari pemetaan lahan, Parsudi dan Basuki optimis akan masa depan petani sawit swadaya, ”Sekarang kami tidak hanya berkebun dengan intuisi saja, tetapi dengan data yang akurat. Hasil panen kami semoga akan meningkat, dan kami juga lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Kegiatan ini telah mengubah cara kami bertani dan membuka peluang baru bagi kami,” ujar mereka. ”Saya berharap ke depannya, teknologi ini bisa menjangkau lebih banyak petani di seluruh desa. Dengan begitu, petani sawit swadaya bisa berkembang lebih pesat dan berkelanjutan,” Parsudi menutup pembicaraan hari itu.
ADVERTISEMENT
Apa yang disampaikan Basuki dan Parsudi memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pemetaan lahan sawit swadaya secara mandiri dapat membawa perubahan positif dalam praktik pertanian. Ini bukan hanya persoalan meningkatkan hasil panen, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Dengan dukungan dan pelatihan yang tepat, kegiatan ini berpotensi untuk meberdayakan petani swadaya dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan yang regeneratif di masa depan.
***