Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
3 Ruang Kelas Tersapu Banjir, Siswa Madrasah di Mamuju Belajar di Tenda Darurat
22 Oktober 2022 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sebanyak 59 siswa Madrasah Tsanwiyah (MTs) Al-Qamar melangsungkan kegiatan belajar mengajar di bawah tenda darurat usai ruang kelas mereka hanyut tersapu banjir bandang yang terjadi Selasa (11/10/2022) lalu.
ADVERTISEMENT
Sekolah madrasah itu berada di Lingkungan Padang Kassa, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju , Sulawesi Barat (Sulbar).
Tiga ruang kelas semi permanen yang kerap mereka gunakan kini tak ada lagi. Meubelair berupa meja, kursi, papan tulis, lemari, dan buku pelajaran pun raib tak tersisa. Hanya menyisakan satu ruang kantor berisi belasan kursi siswa.
Walau tak ada ruang kelas serta sarana dan prasarana pembelajaran, Muhammad Yusuf Ganna selaku Kepala Yayasan MTs Al-Qamar tetap bersikukuh melangsungkan proses pembelajaran.
Ia telah mendirikan tenda dari bambu seluas 12 meter persegi di samping kantor sekolah. Meski hanya beratap terpal, tenda itu menjadi tempat belajar siswa untuk sementara waktu.
"Sudah belajar, cuma Senin (24/10/2022) kita maksimalkan. Kita sudah buatkan tempat alakadarnya sebagai tempar belajar sementara. Siswa akan belajar di tenda darurat dulu," ujar Yusuf melalui sambungan telepon, Sabtu (22/10).
ADVERTISEMENT
Dia tahu, melangsungkan pembelajaran di tengah keterbatasan sarana dan prasarana sangat sulit. Apalagi satu tenda harus menampung 24 siswa kelas VII, 10 siswa kelas VIII, dan 35 siswa kelas IX.
Selain sempit, metode pembelajaran pun akan terkendala sebab tak ada meja, buku, papan tulis serta kursi yang hanya belasan unit.
"Untuk metode belajar mengajar saya serahkan ke gurunya. Untuk belajar nanti, di rumah ada kertas dan printer. Sisa nanti guru bikin cara supaya mereka bisa belajar dengan itu," urainya.
Yusuf tak tahu sampai kapan kondisi proses belajar mengajar itu akan berlangsung. Ia hanya berharap uluran tangan para dermawan dan pemerintah untuk berpartisipasi membantu sekolahnya agar dapat beroperasi seperti sediakala.
Utamanya bantuan pembangunan ruang kelas agar para siswa dapat menyerap pengetahuan dari 9 guru mereka secara maksimal.
ADVERTISEMENT
"Mungkin 2 tahunan karena banyak yang harus dilengkapi. Kami butuh 2 kelas sementara (tenda) lagi karena 1 tenda ini tidak cukup. Saya juga berharap, ada bantuan pembangunan ruang kelas permanen dan mobiler untuk sekolah kami," pinta Yusuf.