Konten Media Partner

Angka Kemiskinan di Sulbar Turun 2,19 Persen pada Tahun 2023

12 November 2023 13:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 20 November 2023 9:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh. Foto: Dok. Humas Pemprov Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh. Foto: Dok. Humas Pemprov Sulbar
ADVERTISEMENT
Mamuju - Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menjadi daerah tercepat kinerja penurunan ekstrem di wilayah Pulau Sulawesi sepanjang tahun 2023. Data ini merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 9 November 2023.
ADVERTISEMENT
Dari data BPS tersebut, angka kemiskinan ekstrem di Sulbar di angka 2,94 persen pada Maret 2022. Periode Maret 2023, angka kemiskinan di daerah ini turun menjadi 0,75 persen atau sekitar 2,19 persen dalam kurun waktu setahun.
Menanggapi hal ini, Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh menyatakan penurunan angka kemiskinan ekstrem tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak.
Zudan bilang, menangani kemiskinan dan kemiskinan ekstrem dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran masyarakat dan menambah pendapatan masyarakat.
Di samping itu, dengan memberikan subsidi kepada masyarakat dan peningkatan lapangan pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menekan angka kemiskinan ekstrem.
"Kemiskinan ekstrem bisa kita tangani dengan cara memberikan subsidi, seperti program keluarga harapan, pasar murah, dan bantuan pusat provinsi kabupaten sampai tingkat desa," kata dia, Sabtu (11/11/2023).
ADVERTISEMENT
Zudan menambahkan, lapangan kerja yang kurang bisa diatasi dengan cara pemerintah memperbanyak program padat karya. Program tersebut dapat memberi tambahan penghasilan kepada masyarakat.
"Jadi program-program dari kabupaten dan provinsi dibuat padat karya, itu salah satu cara untuk menyelesaikan kemiskinan," ucapnya.
Kendati demikian, dia menyarankan masyarakat tetap mencari pekerjaan di bidang pertanian, perikanan, dan industri. Sebab, ketiga sektor tersebut merupakan penunjang utama perekonomian di Sulawesi Barat.
"Masyarakat harus bisa membiasakan bekerja bercocok tanam, mencari ikan, atau bertambak," pungkas Zudan. (adv)