Banjir di Mamuju, 10 Rumah Hanyut dan Ratusan Rumah Rusak

Konten Media Partner
2 Maret 2019 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah warga di pinggiran Sungai Kalubibing, Kecamatan Kalukku, hanyut terbawa arus akibat banjir bandang, Kamis malam (28/2).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah warga di pinggiran Sungai Kalubibing, Kecamatan Kalukku, hanyut terbawa arus akibat banjir bandang, Kamis malam (28/2).
ADVERTISEMENT
Banjir bandang yang menerjang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar); dan wilayah di sekitarnya pada Kamis malam (28/2) menyebabkan 10 rumah hanyut terbawa arus dan ratusan lainnya terendam air hingga rusak.
ADVERTISEMENT
Wilayah terparah yang terdampak banjir berada di Kecamatan Kalukku, tepatnya Desa Pokkang, Desa Beru-beru, hingga Desa Pammulukang di Kelurahan Bebanga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju, Muhammad Ali Rachman, mengatakan pihaknya bersama dengan BPBD Sulbar saat ini masih terus mendata jumlah warga yang menjadi korban banjir bandang.
"Untuk jumlah warga yang menjadi korban banjir, itu masih terus kami data. Namun untuk data sementara ada sekitar 10 rumah warga yang hanyut terseret arus dan ratusan rumah rusak serta terendam air dengan ketinggian 50 hingga 120 sentimeter," kata Ali, Sabtu (2/3).
Selain intensitas hujan yang tinggi, Ali menilai penyebab banjir diduga karena adanya aktivitas penggundulan hutan di kawasan pegunungan Kecamatan Kalukku, sehingga menyebabkan terjadinya luapan air disertai terseretnya ranting-ranting pepohonan dari pegunungan yang menjadi material banjir.
ADVERTISEMENT
"Ranting-ranting pohon ini yang juga membuat rumah warga terseret arus," lanjut Ali.
Ranting-ranting pohon memenuhi halaman SMPN2 Kalukku dan merusak beberapa bagian bangunan sekolah. Foto: Istimewa
Bupati Mamuju, Habsi Wahid, segera menginstruksikan jajarannya, yakni Dinas Sosial, BPBD, dan Dinas Pekerjaan Umum, untuk segera melakukan pendataan kerusakan dan warga yang terdampak banjir.
"Dari laporan BPBD dan tim yang kita turunkan, banjir ini diakibatkan debit air yang sangat tinggi dan adanya pertemuan air laut pasang dengan luapan air sungai akibat hujan deras yang mengguyur Mamuju. Ini hampir dipastikan murni bencana alam, saya meminta kepada semua masyarakat tetap waspada dan tetap bersabar," kata Habsi, saat mengikuti pertemuan dengan MenPAN RB bersama bupati se-Sulbar di Jakarta.
Camat Kalukku, Syarifuddin Callang, mengatakan saat ini belum ada warga yang mengungsi dan masih memilih bertahan di rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Selain permukiman warga, ada dua sekolah yang terdampak banjir dan mengalami kerusakan, yakni SD Kampung Baru dan SMPN 2 Kalukku.
"Dalam dua hari ini belum ada aktivitas belajar karena beberapa bagian sekolah mengalami kerusakan. Lumpur dan pohon-pohon juga masih memenuhi halaman sekolah," kata Syarifuddin.
Untuk memenuhi pelayanan kesehatan, dia sudah meminta Puskesmas Tampa Padang membuka posko khusus untuk menangani korban banjir.
"Hingga saat ini, sudah ada 60 warga yang memeriksakan diri ke posko kesehatan darurat akibat luka-luka. Puskesmas kami juga terdampak, jadi lumpuh total. Makanya kami buka posko untuk penanganan terutama bagi warga yang terdampak banjir," kata Kepala Puskesmas Tampa Padang, Subhan Daeng Masimpa.
Sementara itu, hingga kini belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Selain SMPN 2 Kalukku, sekolah lain yang terdampak banjir yakni SDN Kampung Baru. Foto: Dok. Pemkab Mamuju
Sebelumnya, hujan deras mengguyur Mamuju dan sebagian besar wilayah Sulawesi Barat, Kamis malam (28/2). Beberapa ruas jalan dan permukiman warga di dalam Kota Mamuju sempat tergenang air dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 40 sentimeter hingga 1 meter.
ADVERTISEMENT
Jumat pagi (1/3), genangan air mulai surut di beberapa wilayah di Kota Mamuju seiring cuaca yang cerah.
(Sapriadi)