Bantuan Gempa Tak Kunjung Disalurkan, Massa Pasang Tenda di Kantor Bupati Majene

Konten Media Partner
26 September 2022 18:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa mendirikan tenda di halaman kantor Bupati Majene sebagai bentuk protes atas bantuan bagi penyinta gempa yang belum disalurkan. Foto: Dok. Polres Majene
zoom-in-whitePerbesar
Massa mendirikan tenda di halaman kantor Bupati Majene sebagai bentuk protes atas bantuan bagi penyinta gempa yang belum disalurkan. Foto: Dok. Polres Majene
ADVERTISEMENT
Puluhan mahasiswa dari Forum Pemerhati Penyintas Gempa Bumi 2021 mendirikan tenda pengungsian di halaman kantor bupati Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (26/9/2022).
ADVERTISEMENT
Aksi itu sebagai bentuk protes kepada Pemkab Majene yang tak kunjung merealisasikan janjinya memberikan bantuan kepada penyintas gempa 6,2 magnitudo yang terjadi 15 Januari 2021 lalu.
Bantuan yang dijanjikan tersebut mulai dari dana hunian sementara, bantuan rumah rusak tahap II, penanganan kesehatan serta perbaikan sarana dan prasarana pengungsian di Desa Mekatta, Aholeng, dan Rui di Majene.
Selain mendirikan tenda, massa aksi juga memajang sejumlah pamflet bertuliskan "Manyingkir Penyintas Gempa Sulbar," "Merantau 135 Jiwa," "Pustu Kosong Penyintas Sakit Berobat Di Mana," dan "Satu Tahun Sembilan Bulan Pengungsian."
Massa juga melakukan aksi bakar ubi sebagai bentuk sulitnya kehidupan warga di tenda pengungsian.
Koordinator Lapangan (Korlap) massa aksi Dicky Zulkarnain menyatakan, aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan sekaligus protes terhadap pemerintah yang tak kunjung menepati janji-janji manisnya untuk membantu penyintas gempa di Malunda.
ADVERTISEMENT
"Kami sengaja membawa lokasi pengungsian tepat di depan mata pemerintah, karena sudah 1 tahun 9 bulan belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Kalau tidak ada kepastian, kami akan nginap di sini," kata Dicky.
Selain menuntut penyaluran bantuan, mereka juga meminta pemerintah membenahi sarana dan prasarana yang ada di lokasi pengungsian. Mulai dari layanan kesehatan, perbaikan drainase, serta pematangan lahan lokasi pengungsi.
"Masyarakat masih banyak di pengungsian dan huntara (hunian sementara), jadi kalau hujan mereka berpotensi terjangkit penyakit. Kami minta supaya Dinkes rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di sana," tandasnya.