Konten Media Partner

Curah Hujan Masih Tinggi, Warga Kalukku, Mamuju, Khawatir Banjir Susulan

15 Oktober 2022 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 16 November 2022 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu rumah warga tertimpa material lumpur. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu rumah warga tertimpa material lumpur. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pascabanjir bandang dan tanah longsor yang menerjang wilayah Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), sejumlah warga melakukan pembersihan sisa material banjir seperti lumpur dan batang-batang kayu yang memenuhi permukiman.
ADVERTISEMENT
Sementara warga yang rumahnya rusak imbas banjir bandang dan tanah longsor untuk sementara mengungsi ke rumah keluarga yang dianggap aman.
Salah seorang warga, Suci, mengaku masih waswas dengan kondisi hujan lebat yang masih mengguyur wilayah Kecamatan Kalukku.
"Kita khawatir, nanti terjadi lagi banjir (susulan) kasihan," kata Suci, Jumat (14/10/2022).
Suci masih mengingat dirinya sempat terjebak banjir bandang saat hendak menuju rumahnya di Desa Sampoang.
"Kasihan warga yang sudah terkena banjir saat ini rumahnya masih berlumpur," ujarnya.
Ads.
Tiga Sungai Meluap Bersamaan
Banjir bandang yang menerjang Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dipicu meluapnya 3 sungai secara bersamaan di daerah itu.
Kepala BPBD Kabupaten Mamuju Muh. Taslim Sukirno menjelaskan, sebelum terjadi banjir bandang, Kabupaten Mamuju dilanda hujan berintensitas tinggi dari pukul 14.00 hingga 23.30 WITA pada Selasa (11/10/2022).
ADVERTISEMENT
Tepat pada pukul 17.00 WITA, Sungai Ranga-ranga, Pure, dan Sungai Ampallas meluap karena debit air yang terlalu tinggi.
"Luapan air kemudian sampai ke permukinan masyarakat yang berdampak pada tergenangnya permukiman mereka dan beberapa akses jalan serta sarana umum. Tinggi muka air mencapai 50 sentimeter sampai 120 sentimeter," kata Taslim, Kamis (13/10/2022).
Akibat banjir tersebut, sebanyak 2.488 rumah dan 7.854 jiwa di 32 dusun dan lingkungan di daerah itu terdampak bencana alam. Selain itu, 13 unit rumah lainnya rusak parak akibat tertimpa longsor, dan 3 tiang listrik tumbang.
"Di sana juga ada 1 jembatan rusak, 1 kantor desa, 1 sekolah dasar, serta 1 puskemas yang terendam lumpur," tandasnya.