Konten Media Partner

Gelombang Tinggi, Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara Terdampar di Teluk Mamuju

27 Desember 2022 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal tongkang pengangkut batu bara asal Samarinda, Kalimantan Timur, berlabuh di perairan Mamuju karena gelombang tinggi di perairan Majene. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tongkang pengangkut batu bara asal Samarinda, Kalimantan Timur, berlabuh di perairan Mamuju karena gelombang tinggi di perairan Majene. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Sebanyak enam kapal tongkang bermuatan batu bara yang bertolak dari Samarinda, Kalimantan Timur, bersandar di perairan Mamuju, Selasa (27/12/2022). Kapal-kapal tersebut berlabuh di sekitar Teluk Mamuju dan Pulau Karampuang.
ADVERTISEMENT
Kapten kapal Tanjung Laong, Jesri, mengatakan pihaknya memilih bersandar di perairan Mamuju untuk menghindari cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di sekitar perairan Majene.
"Ini hari ketiga kami di perairan Mamuju bertahan menghindari gelombang tinggi," kata Jesri kepada Sulbar Kini.
Dia menuturkan, saat bertolak dari Samarinda, Kalimantan Timur, gelombang laut relatif tenang. Namun saat akan memasuki perairan Majene, gelombang laut mencapai ketinggian 4-6 meter.
"10 mil mendekati perairan Majene mulai gelombang tinggi dari 4 meter hingga 6 meter," ujarnya.
Jesri menambahkan pihaknya akan bertahan di perairan Mamuju menunggu cuaca ekstrem berlalu. Berdasarkan analisis BMKG, lanjut dia, gelombang tinggi masih akan berlangsung hingga 30 Desember 2022.
"Kita bertahan sampai tanggal 30 Desember, kalau gelombang sudah tenang baru kita melanjutkan perjalanan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Jesri menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Syahbandar Mamuju untuk bertahan beberapa hari di perairan Mamuju hingga gelombang laut normal.
"Pihak Syahbandar Mamuju juga melarang melanjutkan perjalanan demi keselamatan kami. Karena gelombang masih tinggi," pungkasnya.
Informasi yang dihimpun, kapal tongkang bermuatan batu bara itu dalam perjalanan menuju Pelabuhan Pomalaa di Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Pelabuhan Garongkong serta Pelabuhan Jeneponto di Sulawesi Selatan (Sulsel).