Konten Media Partner

Kisah 5 Bersaudara Yatim Piatu di Mamuju, Dirawat Kakek dan Nenek di Gubuk Reyot

6 April 2023 15:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lima bersaudara yatim piatu di Dusun Saludango, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, dirawat oleh kakek dan neneknya dengan kondisi seadanya. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Lima bersaudara yatim piatu di Dusun Saludango, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, dirawat oleh kakek dan neneknya dengan kondisi seadanya. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Kisah pilu dialami lima bersaudara yatim piatu yang tinggal di Dusun Saludango, Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
ADVERTISEMENT
Kelima anak yatim piatu tersebut yakni Fitriani (15), Ahmad (10), Akbar (7), Sabila (5), dan Ilham (3). Kelimanya tinggal dan dirawat kakeknya Badurasi (60) dan neneknya Musniati (61) di tempat tinggal sederhana di sebuah lahan perkebunan milik warga.
Mereka bertujuh tinggal di gubuk berukuran 2x3 meter persegi dengan kondisi seadanya tanpa kasur, dinding, dan alat penerang listrik.
Ketua Relawan Merah Putih Kalukku, Marhama mengatakan, kondisi kelima anak yatim piatu serta kakek dan neneknya itu terbilang sangat miris dan memprihatinkan. Mereka sudah bertahun-tahun tinggal di gubuk yang kondisinya tak layak huni.
Marhama menyebutkan, mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menggarap lahan milik warga lain untuk ditanami sayuran dan jagung.
"Dari hasil sayuran yang ditanam, dia belikan beras untuk kebutuhan sehari-harinya," kata Marhama kepada Sulbar Kini, Kamis (6/4/2023).
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan, orang tua kelima anak yatim piatu tersebut meninggal tahun 2022 lalu. Sang ibu meninggal dunia berselang tiga hari kepergian sang bapak.
"Sebelum Ramadhan tahun kemarin, orang tuanya (ibu-bapaknya) meninggal. Saat ini mereka tinggal bersama kakek dan neneknya," ucap Marhama.
Menurut Marhama, selain bantuan kebutuhan sehari-hati berupa sembako dan pakaian, mereka juga berharap ada bantuan pembangkit listrik tenaga surya untuk digunakan sebagai penerang di malam hari.
"Harapan besar itu neneknya, ada bantuan tenaga surya mini untuk digunakan sebagai penerang di rumahnya. Dan juga didindingkan bagian depan rumahnya karena tidak ada dindingnya," lanjutnya.
Musniati, nenek kelima anak yatim piatu tersebut mengakui cucu pertama dan keduanya terpaksa harus mengubur mimpi untuk bersekolah karena kondisi mereka yang serba terbatas.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana mau sekolah untuk makan sehari-hari saja kita masih susah," ujarnya, lirih.
Untuk diketahui, orang tua anak yatim piatu tersebut berasal dari Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar. Mereka datang mengadu nasib dan sudah hampir sepuluh tahun menetap di Kalukku, Mamuju.