Konten Media Partner

Kisah Fadil, Bayi yang Lahir Tanpa Anus di Polewali Mandar

11 April 2019 14:26 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Fadil (2 bulan), bayi yang lahir tanpa anus di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Fadil (2 bulan), bayi yang lahir tanpa anus di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
Usianya baru beranjak 2 bulan. Namun bayi bernama Muhammad Fadil itu harus menerima kenyataan lahir dengan kondisi fisik yang tidak normal. Ia terlahir tanpa lubang anus.
ADVERTISEMENT
Putra dari pasangan suami istri Saleh (25) dan Ecce (24), warga Lingkungan Jambu Tua, Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, seharusnya menjalani operasi lubang anus. Namun karena keterbatasan biaya, Fadil pun tidak bisa dioperasi.
Ibunda Fadil, Ecce, mengaku tak ada kelainan saat mengandung anak keduanya tersebut. Hanya saja, dia mengaku mengandung Fadil sampai usia kandungan 10 bulan.
"Kandungannya lewat, 10 bulan di kandungan baru Fadil lahir," ujar Ecce kepada Sulbar Kini, Kamis (11/4).
Sebagai pengganti anus, Ecce membuang kotoran dari tubuh Fadil dengan menempel kantong plastik khusus di perut Fadil.
Ayah Fadil, Saleh, yang hanya bekerja sebagai buruh pasir harus memutar otak untuk membeli kantong plastik khusus tersebut. Sebab, penghasilannya yang tidak tetap yakni Rp 30 ribu hingga Rp 80 ribu setiap harinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk buang kotoran, setiap hari kami harus membeli kantong plastik khusus seharga Rp 160 ribu untuk dua kantong yang dipakai untuk siang dan malam hari. Ini sebagai alat menyimpan kotoran yang ditempel di perut Fadil," ungkap Saleh, Kamis (11/4).
Saleh, bersama istrinya Ecce, dan kedua anaknya.
Mereka tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari kayu. Bahkan kata Saleh, tanah yang ditempatinya selama tiga tahun itu merupakan tanah pinjaman dari seorang warga setempat.
"Ini tanah pinjaman dari warga untuk saya tempati, dekat dari sungai. Rumah ini juga dibangun atas bantuan tetangga dan warga sekitar, ada yang menyumbang berupa atap, balok, dan papan. Untuk listrik, itu ikut sama tetangga dengan ketentuan saya bayar pulsa listrik," kata Saleh, yang mengaku sempat berpindah-pindah tempat ini karena himpitan ekonomi.
Rumah sangat sederhana yang ditempati oleh Saleh dan keluarga kecilnya di Lingkungan Jambu Tua, Kelurahan Darma, Polewali Mandar.
Menurutnya, sampai saat ini dia belum pernah mendapatkan bantuan sosial karena Kartu Keluarga (KK) yang digunakan masih alamat lamanya di Dusun Ato Rea, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah disarankan sama Kepala Lingkungan Jambu Tua untuk mengurus pemindahan domisili agar bisa diberi kemudahan untuk mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah," kata Saleh.
Meski dalam keterbatasan, Saleh mengaku tetap semangat untuk berjuang menghidupi keluarganya. Saleh pun berharap, putranya kelak bisa menjalani operasi lubang anus.
"Rencana mau dibawa ke Makassar untuk menjalani operasi, namun karena keterbatasan biaya sehingga tidak jadi. Semoga saja ada donatur yang bersedia membantu operasi anak saya," ujar Saleh.
------------
Penulis : Randi
Editor : Sapriadi