Kisah Nenek Saada dan Kebiasaan Sajikan Kopi Gratis bagi Pengunjung Kiosnya

Konten Media Partner
13 September 2021 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hajjah Saada (80), pemilik kios di Pasar Karoke, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, punya kebiasaan menyajikan kopi gratis bagi pengunjung kiosnya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hajjah Saada (80), pemilik kios di Pasar Karoke, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, punya kebiasaan menyajikan kopi gratis bagi pengunjung kiosnya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebiasaan unik dilakukan seorang nenek di Dusun Karoke, Desa Sambaliwali, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar).
ADVERTISEMENT
Pemilik kios di kompleks Pasar Rakyat Karoke bernama Hajjah Saada (80) ini selalu menyuguhkan kopi gratis bagi pengunjung yang datang di kiosnya.
Setiap Selasa dan Jumat, Hajja Saada berjualan di kiosnya mengikuti hari pasar. Menurut dia, kebiasaan menjamu pengunjung kiosnya dengan segelas kopi gratis sudah menjadi kebiasaan leluhurnya secara turun-temurun.
"Sudah menjadi kebiasaan sejak turun temurun orang di sini (Dusun Karoke). Setiap tamu yang datang harus dijamu dengan segelas kopi gratis sebagai salah satu cara mempererat silaturahmi antarwarga," kata Saada, Sabtu (11/9/2021).
Menurut nenek Saada, dirinya sudah berjualan di pasar sejak 30 tahun yang lalu. Dia pun rutin menggratiskan kopi bagi pengunjung yang datang di kiosnya.
"Sudah lama, sekitar tiga puluh tahunan saat masih muda sudah mulai jualan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski kerap menyuguhkan kopi gratis bagi pengunjung yang datang di kiosnya, Saada mengaku tidak pernah merugi.
"Alhamdulillah tidak rugi karena sudah kebiasaan sejak dulu dan sudah menjadi kewajiban berbagi untuk sesama," ucapnya.
Rahma, salah seorang warga yang berkunjung ke kios milik Hajjah Saada kaget saat ditawari kopi gratis.
"Saat pertama kali berkunjung, saya langsung ditawari segelas kopi. Dalam pikiran saya tidak digratiskan, saat saya ingin bayar pemilik warung bilang jika kopinya gratis. Saya sempat heran," cerita Rahma.