Kisah Sumur Jodoh yang Punya 3 Rasa Air di Mamuju

Konten Media Partner
16 Juni 2019 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sumur tiga rasa di Pulau Karampuang, Mamuju, yang oleh warga setempat dikenal dengan nama 'sumur jodoh'. Foto: Dok. Sulbar Kini
zoom-in-whitePerbesar
Sumur tiga rasa di Pulau Karampuang, Mamuju, yang oleh warga setempat dikenal dengan nama 'sumur jodoh'. Foto: Dok. Sulbar Kini
ADVERTISEMENT
Pulau Karampuang tak hanya menawarkan keindahan panorama pantai dan bawah laut. Pulau yang terletak di seberang Kota Mamuju dan hanya berjarak sekitar 3 kilometer yang dapat ditempuh dengan perahu motor (katinting) itu juga menawarkan hal menarik lainnya.
ADVERTISEMENT
Di bagian selatan pulau itu terdapat sumur tiga rasa yang oleh warga setempat dikenal dengan nama 'sumur jodoh'.
Keberadaan sumur tiga rasa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang akan mengunjungi Pulau Karampuang. Selain menawarkan tiga rasa, yakni asin, tawar, dan payau, masyarakat setempat meyakini sumur tersebut bisa mendatangkan jodoh bagi pengunjung yang masih lajang. Syaratnya, cukup meminum ketiga rasa air sumur tersebut.
Iskandar, warga Pulau Karampuang, menyebut keberadaan sumur tiga rasa itu awalnya ditemukan oleh KH. Muhammad Ali Hanapi, seorang ulama yang oleh warga setempat lebih dikenal dengan sebutan 'Puang Nurung' pada 1979. Puang Nurung meyakini keberadaan sumur tersebut bisa menjadi berkah bagi warga Pulau Karampuang.
"Beliau (Puang Nurung) bersama warga lalu merenovasi sumur tersebut dan membangun 3 lubang sumur untuk memisahkan 3 rasa air tersebut, yakni tawar, payau, dan asin," ujar Iskandar, Minggu (16/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Iskandar penyebutan sumur jodoh itu bermula saat salah seorang pegawai perempuan dari Departemen Sosial Sulawesi Selatan (saat itu Mamuju masih menjadi sebuah kabupaten dan bagian dari Sulawesi Selatan) yang masih lajang melakukan tugas dinas ke Pulau Karampuang.
Warga setempat kemudian menyarankan perempuan tersebut meminum dan membasahi badannya dengan air sumur itu agar dimudahkan jodohnya.
Pengunjung menimba air di sumur jodoh.
"Ternyata hanya berselang beberapa minggu setelah pulang dari Pulau Karampuang, perempuan tersebut benar-benar menemukan jodohnya. Cerita ini berkembang dan menyebar ke masyarakat hingga kemudian sumur ini pun populer dengan nama sumur jodoh," jelas Iskandar, yang juga mengelola usaha live music di kawasan wisata Ujung Bulo di sisi utara Pulau Karampuang.
Hanya saja, kata dia, meski menjadi salah satu daya tarik Pulau Karampuang, sumur jodoh ini terkesan kumuh dan tidak terawat. Beberapa gazebo yang dibangun sebagai tempat istirahat di kawasan sumur jodoh juga terlihat sudah mulai rusak.
ADVERTISEMENT
"Begitulah, perhatian pemerintah sangat minim. Padahal Pulau Karampuang ini menyimpan banyak potensi dan bisa menjadi salah satu objek wisata andalan Mamuju dan Sulawesi Barat," pungkasnya.
[Sapriadi]