Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Kreatif di Tengah Pandemi, Pemuda di Mamasa Olah Kain Bekas Jadi Pot Bunga Unik
30 Juli 2020 6:19 WIB
Diperbarui 7 November 2020 2:39 WIB

ADVERTISEMENT
Selama ini, handuk dan kaos bekas yang sudah usang serta tidak terpakai lagi bagi kebanyakan orang mungkin akan dibuang dan menjadi sampah.
ADVERTISEMENT
Namun, di tangan Imanuel, pemuda asal Kelurahan Tawalian, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat ini, kain bekas tersebut dimanfaatkaannya sebagai bahan baku untuk membuat pot hias yang unik dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Dengan bermodalkan kain bekas, Imanuel sudah memproduksi ratusan pot bunga hias yang unik dan menarik. Usaha itu baru dilakoninya beberapa bulan sejak pandemi virus corona merebak.
"Awalnya, ide membuat pot bunga dari kain bekas berawal saat melihatnya di media sosial. Kemudian saya mencobanya, setelah dibuat dan mem-posting di media sosial, ternyata banyak peminatnya dan langsung pesan," kata Imanuel, Rabu (29/7).
Menurut dia, proses pembuatan pot bunga hias dari handuk dan kain bekas tersebut cukup sederhana. Kain bekas yang mudah menyerap cairan itu dicelup ke dalam campuran semen yang sudah ditambahkan lem.
ADVERTISEMENT
Setelah campuran semennya menyerap secara merata, barulah kain itu diangkat dan dicetak dengan cara menempatkan kain secara tengkurap di ember atau cetakan tertentu yang sudah disiapkan sebelumnya.
"Sambil menunggu kering, permukaan kemudian dibentuk sesuai bentuk pot yang diinginkan. Begitu setengah kering, lalu pot diangkat dari cetakan dan diwarnai menggunakan cat dengan warna sesuai yang diinginkan pelanggan," tuturnya.
Dalam sehari, Imanuel mengaku bisa membuat sebanyak lima pot bunga yang unik dengan berbagai ukuran. Pot kecil memiliki tinggi 20 sentimeter dan diameter 10 sentimeter, sementara pot ukuran besar dengan tinggi 40 sentimeter dan diameter 20 sentimeter.
"Untuk saat ini, masih dipasarkan di sekitar wilayah Mamasa meskipun juga ada beberapa permintaan dari luar daerah. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu," ujarnya.
Seiring dengan tren tanaman hias di tengah pandemi virus corona, Imanuel kini bisa meraup keuntungan penjualan hingga Rp 4 juta sebulan. Di samping itu, ia juga mempekerjakan tiga orang warga di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
"Ada tiga orang warga di sini yang saya rekrut untuk membantu saya membuat pot karena permintaan banyak. Tiga orang ini sudah tidak lagi punya pendapatan tetap akibat pandemi COVID-19 yang sebelumnya sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh tani," tuturnya.
Melkias, salah seorang warga yang dipekerjakan Imanuel, mengaku bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19. Sebelumnya, ia tak lagi mempunyai penghasilan tetap.
"Kita bersyukur ada pekerjaan di tengah situasi pandemi COVID-19 sehingga kami bisa terbantu dari segi ekonomi," kata Melkias.
Untuk ke depan, Imanuel berencana mengembangkan usahanya lebih luas dengan memberdayakan masyarakat di sekitarnya sehingga permintaan pot tanaman hias bisa terlayani. Saat ini, ia sudah melayani pesan antar di beberapa kecamatan di Mamasa, seperti Kecamatan Balla, Sumarorong, dan beberapa kecamatan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kita berupaya usaha kecil ini bisa tetap berjalan agar kita juga bisa merekrut banyak orang sehingga mereka tetap produktif di tengah situasi sulitnya ekonomi saat ini," tutupnya.