Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Mabbaca-baca, Tradisi Lebaran di Sulawesi Barat yang Masih Terjaga
5 Juni 2019 18:45 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB

ADVERTISEMENT
Setiap daerah memiliki tradisi yang khas dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Salah satunya tradisi mabbaca-baca yang masih dilakukan masyarakat Bambaloka, Kecamatan Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
Mabbaca-baca merupakan ritual membaca doa sebagai ungkapan rasa syukur sang pemilik rumah dengan mengundang para tetangga untuk menikmati sajian khas Lebaran secara bersama-sama.
Usai menunaikan salat Id, warga akan bergiliran mengundang para tetangga untuk mengikuti ritual mabbaca-baca di rumah masing-masing. Pembacaan doa umumnya dilakukan oleh imam desa, pemuka agama, serta warga yang dianggap fasih dalam bacaan Alquran.
Sebelum ritual baca doa dilakukan, pemilik rumah sudah harus terlebih dahulu menyiapkan aneka menu makanan dan mengundang tetangga di sekitarnya. Adapun menu makanan yang disajikan di antaranya buras, nasi, opor ayam, ayam goreng, ayam lengkuas, ikan masak, hingga tape ketan hitam.
Syamsul, salah seorang warga Bambaloka, mengatakan tradisi mabbaca-baca ini sekaligus sebagai bentuk silaturahmi antar warga di hari raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini juga menjadi simbol pemersatu bagi warga Bambaloka yang terdiri dari beragam suku, yakni Bugis, Mandar, Mamuju, dan Makassar yang memang masing-masing memiliki tradisi yang sama.
"Mabbaca-baca sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas datangnya hari raya Idul Fitri serta sebagai doa agar mendapatkan berkah setelah 30 hari menjalani puasa selama bulan Ramadan," ujarnya.
[Sapriadi]