Melihat Keunikan Jembatan Akar Pohon Beringin di Mamasa, Sulbar

Konten Media Partner
30 Oktober 2020 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jembatan akar dari dua pohon beringin di Desa Tondok Bakaru, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: Frendy/sulbarkini
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan akar dari dua pohon beringin di Desa Tondok Bakaru, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: Frendy/sulbarkini
ADVERTISEMENT
Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, menyimpan keunikan tersendiri. Selain keindahan alam dan kebudayaannya yang menarik, daerah yang terletak di pegunungan Quarles ini juga memiliki sesuatu yang unik.
ADVERTISEMENT
Salah satunya jembatan akar yang berada di Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa. Akar dari dua pohon beringin yang berada di tepi sungai saling bertautan dan dimanfaatkan warga sebagai landasan jembatan bambu yang menjadi akses untuk menyeberangi sungai.
Keberadaan jembatan ini sekaligus menjadi akses bagi warga setempat menuju ke sawah dan ladang mereka setiap harinya menyeberangi Sungai Tetean. Jembatan yang oleh warga setempat disebut Dapara'waka Salu Merang ini memiliki kesan tersendiri karena sudah ada sejak puluhan tahun.
"Jembatan akar itu sudah lama ada, saya belum lahir sudah begitu. Mungkin akar dari pohon tersebut sengaja dipertemukan orang tua dulu hingga menjadi sebuah jembatan," kata Anda, warga Desa Tondok Bakaru, Jumat (30/10).
Jembatan dari akar pohon beringin ini sudah ada sejak puluhan tahun dan menjadi akses warga ke sawah mereka. Foto: Frendy/sulbarkini
Menurutnya, jembatan tersebut terbilang kokoh meskipun hanya ditopang oleh akar dari dua pohon beringin yang berada di seberang sungai.
ADVERTISEMENT
Anda menyebutkan, sudah beberapa kali terjadi banjir bandang di desa tersebut namun jembatan akar itu masih kokoh. Jembatan-jembatan gantung lainnya hanyut terbawa banjir bandang.
"Sudah beberapa kali banjir, jembatan itu tetap kokoh. Mungkin karena dua akar pohon itu sangat kuat sehingga tidak terbawa arus sungai. Padahal kalau dilihat sangat rawan terbawa arus jika debit air naik karena jembatan ini tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Jembatan akar pohon beringin ini terbilang kokoh meski beberapa kali diterjang banjir bandang. Foto: Frendy/sulbarkini