Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Mengenang Raja Mamuju, Andi Maksum Dai: Salah Satu Tokoh Pembentukan Sulbar
9 September 2020 12:44 WIB

ADVERTISEMENT
Raja (Maradika) Mamuju ke-16, Andi Maksum Djalaluddin Ammana Inda (Dai), meninggal dunia di usia 78 tahun pada Selasa (8/9). Ia meninggal sekitar pukul 20.00 WITA di Rumah Sakit Akademis Makassar setelah sempat dirawat akibat penyakit batu empedu yang dideritanya.
ADVERTISEMENT
Semasa hidupnya, Andi Maksum Dai merupakan pewaris tahta Kerajaan Mamuju. Ia menggantikan ayahnya, Andi Djalaluddin Ammana Inda (Andi Dai), pada tahun 1964. Ibunya bernama Andi Tenri Ballowo.
Andi Maksum Dai lahir di Mamuju pada 13 Juni 1943. Ia tamat dari Sekolah Rakyat (SR) Mamuju pada tahun 1955, tamat SMP pada tahun 1958, SMA pada tahun 1962 di Makassar, dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Sosial Politik di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tahun 1962-1964.
Andi Maksum tercatat pernah menjadi anggota DPRD Mamuju dari tahun 1977-1982, Ketua DPRD Mamuju pada tahun 1987, anggota DPRD Sulawesi Selatan periode 1992-1997, dan anggota DPRD Sulawesi Barat Periode 2004-2006.
Adapun jejak perjuangannya, almarhum tercatat sebagai sukarelawan bersama ABRI menumpas DI-TII di Kabupaten Mamuju pada tahun 1964-1966. Andi Maksum Dai juga merupakan salah satu tokoh kunci dalam perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat di mana sebelumnya masih merupakan bagian dari Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
"Jujur saya sangat kehilangan tokoh kharismatik Sulbar, beliau sangat saya hormati dan banggakan karena kesederhanaannya. Apalagi almarhum adalah salah satu tokoh kunci perjuangan pembentukan Provinsi Sulbar yang sekaligus banyak menginspirasi saya sejak masa perjuangan sampai saat saya mendapat mandat dari rakyat Sulbar sebagai gubernur definitif pertama melalui pilkada langsung tahun 2006," kenang mantan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh.
Anwar berharap keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan mengajak masyarakat Sulawesi Barat untuk mendoakan almarhum.
"Beliau wafat menjelang masyarakat Sulbar memperingati HUT Sulbar ke-16 di bulan ini (22 September 2020). Itu sudah diatur yang Maha Kuasa supaya kita mengingat beliau. Saya menganggap bukan hal biasa saja, kita yang masih hidup mengingat jasa-jasa beliau," ujar Anwar.
ADVERTISEMENT
Ungkapan duka cita juga datang dari Bupati Mamuju, Habsi Wahid. Habsi bahkan berkesempatan mendampingi almarhum di saat-saat terakhir kepergiannya di RS Akademis Makassar.
"Beliau adalah tokoh yang sangat bijaksana dan bisa mengayomi semua orang. Pue juga salah seorang yang sangat peduli terhadap Mamuju, bahkan pesan terakhir almarhum, jadilah pemimpin yang baik dan jaga Mamuju dengan baik. Saya menangkap pesan itu adalah bentuk kepedulian Raja Mamuju, betapa beliau sangat peduli dan memperhatikan daerah kita," ungkap Habsi.
Almarhum dimakamkan di pekuburan keluarga Maradika Mamuju di Kelurahan Binanga, Mamuju. Almarhum meninggalkan seorang istri, Bau Sufiat Rajab Maksum, dan empat orang anak yakni Bau Akram Dai, Bau Maswad Dai, Bau Mirza Dai, dan Bau Rulli Dai serta tujuh orang cucu.
ADVERTISEMENT