Konten Media Partner

Mengunjungi Kawasan Wisata 'Mangrove' di Saluleang, Sulawesi Barat

23 Juni 2019 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasan wisata mangrove di Dusun Saluleang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kawasan wisata mangrove di Dusun Saluleang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kawasan wisata mangrove (hutan bakau) di Dusun Saluleang, Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, menjadi salah satu objek wisata favorit warga Mamuju dan sekitarnya saat hari libur tiba.
ADVERTISEMENT
Kawasan wisata yang berjarak 25 kilometer dari pusat Kota Mamuju ini menawarkan pemandangan pantai yang menawan di tengah hutan mangrove, dengan suasana yang tenang.
Sabrina, salah seorang pengunjung dari Mamuju, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi kawasan wisata mangrove ini. Selain menikmati panorama alam dari jembatan titian di sepanjang kawasan wisata mangrove, Sabrina dan teman-temannya juga menyempatkan untuk berfoto-foto di sejumlah spot foto yang disediakan pengelola.
"Banyak tempat spot foto yang unik dengan kata-kata yang lucu. Jadi sering ajak teman main ke sini," kata Sabrina, Minggu (23/6).
Pengunjung lainnya, Hardiansyah, mengaku datang bersama keluarga sekadar untuk bersantai. Menurutnya, kawasan wisata mangrove Saluleang yang berada tepat di pesisir pantai menghadirkan suasana yang lebih tenang.
ADVERTISEMENT
"Suasananya cukup tenang, jadi lumayan bisa bersantai. Di gazebo bisa sambil tidur-tidur siang," katanya.
Salah seorang pengunjung berfoto di spot yang sudah disediakan pengelola.
Spot foto 'Segitiga Cinta'.
Kawasan wisata mangrove Saluleang ini sendiri dirintis oleh Munajib dengan luas sekitar 5 hektare dan mulai dibangun pada Januari 2013 dengan modal sendiri. Selain sebagai kawasan wisata, Munajib juga terdorong melestarikan mangrove yang ada di kawasan tersebut.
Munajib mengaku, ide membangun kawasan wisata mangrove ini muncul saat dia berkunjung ke Bali.
"Awal membuat ini, sempat ditertawakan warga sekitar. Dibangunnya bertahap, setelah mulai ada pengunjung beberapa warga di sini mulai ikut berpartisipasi membangun kawasan wisata mangrove ini," ujarnya.
Jembatan titian dan gazebo yang bisa menjadi tempat bersantai bagi pengunjung.
Kini, kawasan wisata mangrove yang dirintisnya mulai dikenal masyarakat luas dan ramai pengunjung. Tarif masuk lumayan terjangkau, hanya Rp 5.000 per orang. Selain itu, pengunjung yang datang rombongan bisa menyewa villa mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu yang bisa digunakan bakar-bakar ikan.
ADVERTISEMENT
Munajib pun berharap ke depannya dia bisa menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya, seperti sepeda bebek air, bagi pengunjung di kawasan wisata mangrove yang dikelolanya tersebut.
"Semoga ke depannya bisa dikembangkan dengan fasilitas-fasilitas pendukung bagi pengunjung yang tentunya tidak merusak kawasan mangrove di sekitar pesisir pantai ini," ujarnya.
[Sapriadi]