Mengunjungi Manali, Kawasan Wisata Salju di Kaki Pegunungan Himalaya

Konten Media Partner
17 Februari 2019 4:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berinteraksi dengan perempuan Suku Tibet di Manali, India. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
zoom-in-whitePerbesar
Berinteraksi dengan perempuan Suku Tibet di Manali, India. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
ADVERTISEMENT
Manali adalah kota dataran tinggi di India yang terletak di Negara Bagian Himachal Pradesh, India bagian utara. Wilayahnya berada tepat di kaki Pegunungan Himalaya, di perbatasan empat negara, yakni India, Nepal, China, dan Tibet.
ADVERTISEMENT
Negara-negara tersebut hanya dipisahkan pegunungan di kawasan Himalaya. Puncak Everest, yang menjadi puncak tertinggi dunia dengan ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut, juga berada di sini. Lokasinya terletak di antara dua negara, Tibet dan Nepal.
Nama Himalaya sendiri berasal dari Bahasa Sanskerta yang berarti "tempat bersalju". Berbeda dengan Puncak Everest, Gunung Himalaya memiliki ketinggian 8.519 meter, atau setara dengan 29.000 kaki di atas permukaan laut. Ini berarti, hampir dua kali lipat lebih tinggi daripada Gunung Jayawijaya yang merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Penulis, bersama beberapa mahasiswa asal Mamuju, Sulawesi Barat, yang menempuh pendidikan di Aligarh Muslim University (AMU), berkesempatan mengunjungi kawasan wisata salju di Manali, akhir Januari lalu.
ADVERTISEMENT
Selama 3 hari, kami mengeksplorasi keindahan khas daerah yang terletak di kaki Pegunungan Himalaya ini.
Berfoto bersama di salah satu sudut Manali dengan latar belakang Pegunungan Himalaya. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Menikmati salju di lereng Pegunungan Himalaya. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Dari Aligarh, kami terlebih dulu ke pusat Kota New Delhi dengan menggunakan kereta api selama dua jam perjalanan. Selanjutnya, dari New Delhi kami menuju ke Kota Manali menggunakan bus dengan jarak tempuh sekitar 12 jam. Untuk tarif per orang, kami membayar 1.000 Rupee atau setara dengan Rp 200 ribu.
Kota Manali yang terletak di India bagian utara memang telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di India, khususnya bagi wisatawan yang hendak berwisata salju dan menikmati keindahan Pegunungan Himalaya dari dekat.
Kondisi alamnya yang berupa pegunungan nan eksotik juga banyak menarik wisatawan yang menyukai petualangan. Mulai dari yang benar-benar menantang seperti mendaki ke Puncak Gunung Everest, hingga sekadar mencoba petualangan di sekitar kaki Pegunungan Himalaya.
ADVERTISEMENT
Seperti berkuda, menunggangi yak, bermain ski, paralayang, hingga arung jeram. Saat bertepatan dengan musim dingin (winter), wisatawan pun bisa menikmati hujan salju di Kota Manali.
Menunggangi yak, hewan khas yang hidup di kawasan Pegunungan Himalaya. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Secara umum, India bagian utara memang memiliki tiga periode siklus musim dalam setahun. Musim dingin berlangsung mulai akhir Oktober sampai pada penghujung Maret.
Pada musim ini, cuaca bisa mencapai minus 10 derajat celsius atau dinginnya kurang lebih sama dengan berada di dalam lemari pendingin. Jadi, Anda harus benar-benar dalam kondisi safety untuk tetap bertahan dalam suhu dingin tersebut. Suhu dingin yang ekstrem ini kadang dibarengi dengan turunnya hujan salju.
Selanjutnya, musim semi yang berlangsung lebih singkat. Umumnya, hanya berlangsung tiga minggu antara Maret dan April. Meskipun terbilang singkat, musim semi ini membuat tanaman-tanaman yang tadinya kering menjadi mekar dan bersemi.
ADVERTISEMENT
Nah, saat musim semi ini, kita bisa menikmati pemandangan bunga warna-warni yang menawan seperti dalam tayangan film-film Bollywood.
Periode singkat musim semi ini sebenarnya merupakan masa peralihan dari musim dingin ke musim panas di India, dan kadang ditandai dengan fenomena hujan es. Berbeda dengan hujan salju, fenomena hujan es ini berupa bulatan-bulatan es yang membatu yang jatuh dari awan.
Musim panas umumnya dimulai pada akhir April sampai di penghujung Oktober dan suhu ekstrem kadang mencapai 49 derajat celcius. Adanya peralihan dari musim dingin ke musim panas ini pun memengaruhi kehidupan masyarakat setempat, mulai dari makanan yang dikonsumsi hingga penggunaan pakaian.
Umumnya, musim panas ini bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan bagi warga Muslim di India. Nah, untuk menikmati wisata salju di Kota Manali ini memang harus bertepatan dengan siklus musim dingin, yakni antara Oktober sampai Maret.
Proses pembuatan kain khas Tibet yang dibuat dari bahan baku bulu domba. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Suku Tibet menjadi penduduk mayoritas di Manali. Mereka mendiami wilayah sepanjang lereng sampai ke bukit Pegunungan Himalaya dengan kehidupan yang masih serba tradisional.
ADVERTISEMENT
Penulis bahkan berkesempatan melihat lebih dekat proses pembuatan kain dari bulu domba yang merupakan pakaian tradisional Suku Tibet. Kain ini umumnya mereka gunakan sebagai mantel untuk melawan hawa dingin.
Perawakan mereka pun berbeda dengan warga India secara umum, tipikal wajah yang unik dengan mata agak sipit. Sebagian besar mata pencaharian Suku Tibet ini bergantung pada geliat pariwisata di Manali.
Ada yang menjajakan minuman dan makanan cepat saji di wilayah pegunungan, penghangat badan, jasa sewa perlengkapan pakaian salju, hingga menyewakan binatang tunggangan kepada wisatawan.
Hewan-hewan yang hidup di sekitar Pegunungan Himalaya, seperti anjing jenis Tibetan Mastiff, yak, domba, dan kuda dimanfaatkan warga setempat sebagai angkutan lintas salju dan dikomersialkan untuk wisatawan.
ADVERTISEMENT
Anjing Tibetan Mastiff umumnya mereka gunakan untuk menarik ski salju, sementara yak dan kuda digunakan untuk melintasi pegunungan bersalju.
Himalayan Handicrafts, salah satu pusat perbelanjaan di Manali yang dikelola pedagang Muslim asal Kashmir. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Geliat ekonomi lebih modern di sekitar Kota Manali umumnya didominasi oleh para pedagang keturunan Kashmir. Mereka membuka toko-toko yang lebih modern di sekitar kaki pegunungan Himalaya.
Mulai dari toko tekstil, pakaian dingin, handycraft, biro perjalanan, hotel dan penginapan, hingga restoran yang menyajikan aneka makanan dan minuman khas Manali.
Sejumlah makanan khas Manali, di antaranya adalah samosha, paratha, chole bature, momos, dan minuman khas, chai, sejenis teh pekat dicampur dengan susu murni. Semua jenis makanan dan minuman ini siap saji dan dilengkapi dengan label 'halal.
Chai merupakan minuman penghangat badan, dan biasanya diminum dengan menggunakan gelas sloky kecil sekali teguk. Dalam sehari, orang-orang dapat meminum chai bahkan sampai puluhan kali. Hal yang lazim tentunya untuk menghangatkan tubuh selain dengan berdiam di sekitar perapian.
Samosha dan chole bature merupakan makanan khas di Manali, India. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Bersama penduduk asli Aligarh, salah satu wilayah negara bagian Uttar Pradesh di India bagian utara. (Foto: Fahima Taufan/SulbarKini)
Salah satu yang unik adalah salam khas di antara kalangan pedagang Muslim asal Kashmir di Kota Manali ini. Saat berpapasan, mereka akan saling mengucap salam yang dilanjutkan dengan cipika-cipiki yang saya ibaratkan seperti salam semut.
ADVERTISEMENT
Selain wisata salju, Manali di India memang menawarkan pemandangan yang indah dan budaya yang unik. Sungguh berkesan!
Tiga hari menikmati wisata salju khas Manali, saya pun melanjutkan perjalanan ke Kota Shimla, ibu kota dari Negara Bagian Uttar Prades, yang masih terletak di India bagian utara. Apa hal unik di sana? Nantikan di tulisan saya berikutnya.
-----
*Penulis: Hj. Fahima Taufan, orang tua Dian Furqani Tenrilawa dan Andi Rayhan Manggabarani, mahasiswa Aligarh Muslim University (AMU) asal Mamuju, Sulawesi Barat.
Editor: Sapriadi