Konten Media Partner

Miris! Bantuan Sanitasi Air Bersih UNICEF di Mamuju Diduga Jadi Ladang Bisnis

22 Januari 2023 11:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bantuan sanitasi air bersih UNICEF di Lingkungan Sese Selatan, Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju, diduga menjadi lahan bisnis oknum pengelola. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Bantuan sanitasi air bersih UNICEF di Lingkungan Sese Selatan, Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju, diduga menjadi lahan bisnis oknum pengelola. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Bantuan sanitasi air bersih dari United Nations Children's Fund (UNICEF) di Lingkungan Sese Selatan, Kelurahan Rangas, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) yang diperuntukkan bagi warga sekitar diduga dimanfaatkan sebagai ladang bisnis oleh oknum pengelola.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga yang enggan disebutkan identitasnya menyebut, sanitasi air bersih tersebut dihargai Rp 5 ribu per kubik. Warga yang menggunakan sanitasi air bersih tersebut membayar iuran mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu dengan dalih membeli voucher dan biaya pemeliharaan.
"Pernah saya diancam mau diputus itu kilometer dan menarik motor saya karena sudah menunggak tiga bulan. Pada saat itu saya tidak punya uang," ungkapnya kepada Sulbar Kini, Sabtu (21/1/2023).
"Dulunya ada sekitar seratusan lebih masyarakat yang memakainya, sekarang tinggal setengahnya saja karena tidak sanggup membayar iurannya," sambungnya.
Ketua RT 2 Lingkungan Sese Selatan Armawan Adi mengatakan, sanitasi air bersih tersebut merupakan bantuan dari UNICEF yang dibangun pada tahun 2018 lalu. Pembangunannya dikerjakan oleh lembaga Asosiasi KSN Sanitasi Seluruh Indonesia (AKSANSI) yang bertujuan mencegah stunting.
ADVERTISEMENT
"Ini bantuan dari UNICEF melalui lembaga AKSANSI, kemudian disalurkan ke masyarakat untuk dimanfaatkan yang tujuannya mengurangi stunting," ucap Armawan.
Selain sanitasi air bersih, kata dia, warga setempat juga mendapatkan bantuan tempat penampungan tinja yang kini tidak terpakai karena tidak terurus. Armawan menilai iuran bulanan tersebut memberatkan warga mengingat sanitasi air bersih itu merupakan bantuan UNICEF, bukan milik perorangan.
"Ini yang menjadi keluhan warga selama ini, sehingga banyak warga yang terpaksa memutus dan memilih mengambil air ke sungai meski jaraknya puluhan hingga ratusan meter," ujarnya.
Sementara Lurah Rangas Syarifuddin mengatakan dirinya akan meninjau langsung bantuan sanitasi air bersih dari UNICEF tersebut.
"Kalau memang dibayar oke, tidak masalah. Tapi jangan terlalu memberatkan warga, kan ini bantuan bukan milik perorangan atau kelompok," kata dia.
ADVERTISEMENT
Pengelola sanitasi air bersih UNICEF, Hasan, yang coba dihubungi melalui sambungan telepon belum memberikan tanggapan.