Pascabanjir Bandang, 19 Alat Berat Dikerahkan Keruk Sungai Masamba

Konten Media Partner
2 Agustus 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengerukan sungai Masamba yang mengalami pendangkalan pascabanjir bandang. Foto: Dok. Kominfo Luwu Utara
zoom-in-whitePerbesar
Pengerukan sungai Masamba yang mengalami pendangkalan pascabanjir bandang. Foto: Dok. Kominfo Luwu Utara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terus melakukan penanganan pascabanjir bandang yang menerjang Masamba pada Senin (13/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, melakukan normalisasi sungai berupa pengerukan sungai Masamba dengan mengerahkan sebanyak 19 unit alat berat. Pengerahan alat berat itu diharapkan bisa mempercepat normalisasi sungai Masamba yang mengalami pendangkalan.
"Sesuai arahan Menteri PUPR, normalisasi dilakukan karena dasar sungai sudah naik. Bahkan ketebalannya mencapai 8 meter," ungkap Kepala Dinas PUPR Luwu Utara, Suaib Mansur, Minggu (2/8).
Saat ini, intensitas hujan di Luwu Utara masih terbilang tinggi. Pengerukan sungai tersebut diharapkan bisa mencegah terjadinya banjir susulan mengingat sungai tidak lagi bisa menampung air hujan dan kiriman air dari hulu sungai.
"Selain itu, kita juga terus melakukan upaya pembersihan material sungai yang naik hingga ke permukiman warga," ujar Suaib.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mengemukakan pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan rumah warga yang rusak akibat banjir bandang. Hal itu penting untuk mempercepat turunnya dana tunggu hunian (DTH) kepada pengungsi yang terdampak banjir bandang sebagai pengganti hunian sementara.
ADVERTISEMENT
Indah menargetkan sebelum 17 Agustus 2020, para pengungsi sudah bisa meninggalkan tenda-tenda pengungsian untuk mencari tempat tinggal sewa sebelum pembangunan hunian tetap selesai dibangun.
"Data harus by name by addres, dan harus segera siap. Hari Senin, saya harap sudah selesai. Kalau sudah masuk, akan di-assesment selama dua minggu. Artinya, sebelum 17 Agustus kita sudah bisa salurkan DTH-nya," ujarnya.
Sejauh ini, tercatat 38 orang meninggal dan 4 orang yang belum teridentifikasi. Sedangkan 10 orang masih dalam pencarian, 106 orang luka-luka, dan 1.755 orang masih tinggal di pengungsian.
Banjir bandang itu juga menyebabkan kerusakan infrastruktur meliputi kerusakan jalan sepanjang 51,755 kilometer, jembatan 985 meter, irigasi 3 unit, jaringan transmisi PDAM sepanjang 2.305 meter, jaringan distribusi PDAM 4.470 meter, sambungan rumah 1.200 meter, termasuk fasilitas ibadah 25 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas kesehatan 3 unit, dan fasilitas pendidikan 25 unit.
ADVERTISEMENT