Konten Media Partner

Pelabuhan Feri Rusak Usai Gempa, Warga Mamuju Pilih Naik Tol Laut ke Balikpapan

7 Juni 2021 11:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal perintis KM Entebe Express melayani rute Mamuju ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Foto: Dok. BKIPM Mamuju
zoom-in-whitePerbesar
Kapal perintis KM Entebe Express melayani rute Mamuju ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Foto: Dok. BKIPM Mamuju
ADVERTISEMENT
Kapal perintis atau tol laut menjadi pilihan alternatif transportasi laut yang digunakan warga Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, untuk menyeberang ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Kapal-kapal perintis tersebut bersandar di Pelabuhan Mamuju.
ADVERTISEMENT
Pejabat Pembuat Komitmen Tol Laut, Musawir mengatakan, usai gempa 6,2 magnitudo pada 15 Januari 2021, sebagian besar warga memilih naik kapal perintis menuju Balikpapan. Hal tersebut mengingat dermaga untuk kapal feri di Pelabuhan Penyeberangan Simboro yang mengalami kerusakan dan tidak beroperasi sejak 15 Januari 2021.
Sebanyak tiga kapal perintis melayani penumpang secara bergantian. Yakni KM Entebe Ekspress tujuan Mamuju ke Kepulauan Balabakalang (Pulau Ambo, Pulau Popongan, dan Pulau Salissingan) hingga Balikpapan, Kalimantan Timur.
KM Prima Nusantara melayani rute Mamuju, Budong-budong (Mamuju Tengah), dan Bontang. Sedangkan KM Kendaga Nusantara khusus membawa kontainer dari Makassar, Mamuju, dan Balikpapan.
"Kalau dari Mamuju ke Balikpapan durasi waktu sekitar 36 jam," kata Musawir, Minggu (6/6/2021).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kapal perintis hanya dikhususkan membawa penumpang dengan kapasitas 178 orang sekali berlayar dan dilarang membawa hewan ternak seperti sapi dan kambing. Tiket kapal untuk orang dewasa sudah disubsidi pemerintah seharga Rp 35 ribu untuk tujuan Mamuju ke Balikpapan.
"Kalau melihat kondisi kapal untuk membawa ternak seperti sapi dan kambing, kayaknya tidak. Kecuali kalau ternak kecil seperti ayam dibolehkan. Penumpang juga kita batasi, tahap pertama 100 orang, khawatirnya membeludak," jelasnya.
Untuk penumpang tujuan Balikpapan dan Bontang, diwajibkan melakukan rapid test seharga Rp 150 ribu per orang.
"Untuk penumpang pulau-pulau yang terisolir tidak menggunakan rapid test karena pulau-pulau kita masih dalam satu kabupaten (Mamuju) sehingga tidak dilakukan rapid test. Kecuali penumpang yang ke Balikpapan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Alling, salah seorang penumpang mengaku memilih naik kapal perintis menuju Balikpapan karena pelabuhan kapal feri belum beroperasi. Selain itu, harga tiket kapal perintis juga jauh lebih murah.
"Syukur karena masih ada kapal yang bisa digunakan tujuan Mamuju ke Balikpapan," ujar dia.