Konten Media Partner

Pembukaan Rute Pelayaran Sulbar-Malaysia Menunggu Izin Majelis Keselamatan Sabah

27 Oktober 2023 19:54 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 20 November 2023 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan antara pihak Pemprov Sulawesi Barat dengan Pengarah Jabatan Laut Seluruh Sabah, Tuan Adam Malik, terkait kesiapan pembukaan pelayaran Sulbar-Sabah. Foto: Dok. Pemprov Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan antara pihak Pemprov Sulawesi Barat dengan Pengarah Jabatan Laut Seluruh Sabah, Tuan Adam Malik, terkait kesiapan pembukaan pelayaran Sulbar-Sabah. Foto: Dok. Pemprov Sulbar
ADVERTISEMENT
Pembukaan rute pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Silopo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan Pelabuhan Lahad Datu, Sabah, Malaysia masih berproses.
ADVERTISEMENT
Meski telah mendapat persetujuan dari Pengarah Jabatan Laut Negeri Sabah Malaysia, pelayaran perdana internasional tersebut masih menunggu izin dari Majelis Keselamatan Negara Negeri Sabah.
"Hanya tinggal menunggu izin dari Majelis Keselamatan Negara Negeri Sabah, dan akan segera ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya dengan Majelis Keselamatan Negara Negeri Sabah," kata Penjabat Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh, Jumat (27/10).
Zudan menyebutkan, pengoperasian Pelabuhan Tanjung Silopo di Kabupaten Polewali Mandar berpegang pada pasal 24 PP nomor 20 tahun 2020 tentang angkutan di perairan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Barat, Maddareski Salatin, menambahkan, pelayaran jalur internasional itu akan meningkatkan status Pelabuhan Tanjung Silopo dari pelabuhan pengumpan menjadi pelabuhan pengumpul.
"Untuk saat ini, Pelabuhan Tanjung Silopo dimanfaatkan sebagai Pelabuhan Embarkasi dan Debarkasi Pekerja Migran Indonesia sesuai dengan surat Dirjen Perhubungan Laut tahun 2020," ujar Maddareski.
ADVERTISEMENT
Pembukaan pelayaran rute Tanjung Silopo Polewali Mandar dengan Pelabuhan Lahad Datu Sabah, Malaysia, mendapat dukungan sejumlah pihak.
Di antaranya Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu dan Tawau serta pengusaha kapal KM Cattleya yang melayani rute pelayaran Sulbar-Malaysia. (adv)