Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Gandeng Unhas Kaji Risiko Bencana

Konten Media Partner
28 Januari 2023 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Group Discussion (FGD) antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dengan pihak Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait mitigasi bencana. Foto: Humas Pemprov Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Forum Group Discussion (FGD) antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dengan pihak Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait mitigasi bencana. Foto: Humas Pemprov Sulbar
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) membangun kerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) terkait langkah mitigasi bencana di daerah itu. Data Indeks Risiko Bencana (IRB) tahun 2021, menempatkan Sulbar sebagai provinsi paling rawan bencana di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Idris, mengatakan gempa 6,2 magnitudo yang mengguncang Sulawesi Barat pada tahun 2021 lalu menjadi momentum menjadikan daerah ini sebagai provinsi tangguh bencana.
"Kejadian di Sulbar pada 2021, istilah saya menjadi pintu masuk untuk memastikan Sulbar harus dikeluarkan dari zona paling berisiko bencana," kata Idris pada FGD terkait penyusunan perencanaan mitigasi dan adaptasi kebencanaan di kompleks Rektorat Unhas, Jumat (27/1/2023).
Dia menambahkan, beberapa langkah mitigasi yang dilakukan Pemprov Sulbar terkait mitigasi bencana di antaranya memberikan literasi kebencanaan melalui pertemuan eksekutif dengan para pimpinan untuk lebih meningkatkan pengetahuan terkait kebencanaan.
Selain itu, Pemprov Sulbar juga melakukan training atau pelatihan mengenai kebencanaan, khususnya bencana gempa bumi di tingkat desa dan membuat kurikulum pendidikan kebencanaan di level sekolah.
ADVERTISEMENT
"Hal lain yang lebih penting adalah pihak Unhas diharapkan dapat melakukan kajian risiko bencana di Sulbar," ucap Idris.
Wakil Rektor IV Universitas Hasanuddin Prof Adi Maulana mengatakan bencana alam merupakan sunnatullah yang tidak bisa dihindari. Kendati demikian, kata dia, dibutuhkan strategi dalam mengurangi risiko bencana itu sendiri.
"Menghadapi bencana mindset yang harus dijalankan adalah pengurangan risiko bencana. Hal seperti inilah yang dijalankan di Jepang dan beberapa negara-negara maju, sehingga secara praktis mereka tidak terganggu ketika bencana terjadi. Jadi risikonya lah yang kita kurangi, itulah strategi yang akan kita dekati, terutama untuk Sulbar," ujar Adi Maulana.
Dia menyatakan, pihaknya akan menyiapkan program-program yang bisa dilakukan dalam rangka mitigasi bencana di Sulbar. Adi Maulana menargetkan dua atau tiga tahun ke depan tingkat risiko bencana di Sulbar tak lagi tertinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap dengan tim yang akan dibentuk, ke depan dapat membuat tingkat risiko bencana di Sulbar bisa menurun," tandasnya. (adv)