Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Pesona Kota Bukit Shimla, dari Bangunan Kuno hingga Hujan Salju
23 Februari 2019 11:42 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB

ADVERTISEMENT
Kota Shimla merupakan ibu kota negara bagian Himachal Pradesh di India bagian utara. Jarak tempuh hanya beberapa jam dari New Delhi.
ADVERTISEMENT
Bersama beberapa mahasiswa asal Indonesia, yakni dari Aceh, Bengkulu, dan Mamuju yang tengah menempuh pendidikan di Aligarh Muslim University (AMU), saya berangkat dari Manali yang berada di kawasan Pegunungan Himalaya menuju Shimla melalui perjalanan darat dengan jarak tempuh sekitar 10 jam.
Ada pengalaman berkesan selama perjalanan menuju Kota Shimla. Sopir mengarahkan kami untuk makan siang di sepanjang kawasan restoran pure vegetarian. Menunya antara lain puri, tepung bola, paratha, gandum bakar, samosa, gorengan pastel, momos, dan beragam makanan non-daging lainnya.
Bahan dasarnya terbuat dari kentang dan gandum. Yang menarik, cara penyajiannya adalah semua makanan disiram dengan kuah. Tentu saja ini merupakan bagian dari kultur masyarakat Hindu di India yang umumnya merupakan penganut vegetarian yang taat.
ADVERTISEMENT
Untungnya, kami menemukan telur yang bisa dijadikan omelet dan dimakan bersama nasi briyani. Hanya saja, kami sempat bernegoisasi dengan pemilik restoran yang juga seorang vegetarian untuk bisa menggoreng telur di dapurnya.
Perjalanan menuju Shimla berupa perbukitan batu dengan pemandangan hutan pinus dan taman bunga indah sepanjang perjalanan. Mobil yang membawa kami menuju Kota Shimla pun melaju melintasi terowongan batu sepanjang puluhan kilometer.
Benar-benar menembus batu dan jalan raya yang mengelilingi perbukitan. Wilayah ini memang kerap digunakan sebagai salah satu lokasi syuting film-film Bollywood.
Kami tiba di Kota Shimla sore hari. Kami sengaja mengambil hotel dekat dari kawasan Mall Road yang menjadi jantung kota Shimla. Sebuah kota klasik tapi modern. Dari atas Summer Hill yang berada di Mall Road, kita bisa melihat hampir seluruh wilayah Kota Shimla.
Bangunan rumah-rumah penduduk yang seolah menempel di sisi bukit batu tampak terlihat sebagai miniatur rumah mainan. Belum lagi pemandangan di malam hari dengan pancaran lampu dari rumah-rumah penduduk. Tak salah, jika Shimla dijuluki sebagai "Queen of Hill".
ADVERTISEMENT
Sebagai pusat kota, kawasan Mall Road menjadi daerah yang paling ramai dikunjungi para wisatawan. Sepanjang kawasan ini, berjejer bangunan-bangunan kuno dan bersejarah dengan arsitektur khas Eropa. Semuanya dilengkapi dengan cerobong asap pemanas ruangan di bagian atas bangunan.
Di kawasan ini juga terdapat pusat perbelanjaan, mulai dari kelas emperan hingga toko-toko super modern dengan aneka barang branded. Seperti English Wine & Beer Shop, toko yang menyediakan minuman penghangat beralkohol tinggi, lengkap berbagai merk terkenal dunia, berjejer di sini. Ada pula toko perhiasan emas yang berasal dari Dubai yang menawarkan berlian berkualitas tinggi dengan harga hingga sepuluh lakhs atau senilai ratusan juta rupiah.
Shimla di masa lampau memang pernah menjadi pusat pertahanan kolonial Inggris di India. Adalah Charles Kennedy, pemimpin kolonial Inggris yang pertama kali menemukan kota ini pada tahun 1822.
ADVERTISEMENT
Salah satu spot bersejarah peninggalan kolonial Inggris yakni The Ridge, sebuah ruang terbuka luas yang dilengkapi dengan monumen dan tiang bendera yang menjadi pusat kegiatan budaya dan peringatan hari-hari bersejarah di Shimla.
Di sisi jalan terdapat kompleks bangunan-bangunan tua berarsitektur Eropa, mulai dari pusat teater, restoran, bank, museum, pertokoan, hingga perpustakaan tua. Bila hujan salju, kawasan The Ridge ini bak hamparan karpet putih bersalju.
Salah satu bangunan peninggalan kolonial Inggris lainnya yakni Christ Church Shimla yang merupakan gereja tertua kedua di India utara setelah Gereja St. John Amritsar. Arsitektur gaya Eropa dengan 5 jendela berukuran sama sisi dan terbuat dari ornamen gelas berwarna. Kegiatan ibadah di sini dilakukan dengan menggunakan bahasa Hindi dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Tepat di samping gereja, terdapat State Museum dan perpustakaan tua. Di dalamnya kita dapat menemukan berbagai benda antik dan bersejarah peninggalan zaman dulu. Depan gereja, terdapat patung Dr Yashwat Singh Pasmat yang merupakan salah satu politisi ternama India, mantan pemimpin kongres, dan Ketua Menteri Pertama negara bagian Himachal Pradesh.
Di seberangnya terdapat patung Indira Gandhi, sedangkan patung tokoh nasional India lainnya, Mahatma Gandhi, berada di ujung The Ridge.
Bangunan bersejarah lainnya yakni India Institute of Advanced Study. Gedung ini awalnya dibangun untuk Raja Muda India dan juga Gubernur Jenderal India pada tahun 1884-1888, Lord Dufferin. Gedung ini juga pernah dimanfaatkan sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi Presiden India sebelum beralih fungsi menjadi Pusat Studi Lanjutan.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarahnya, banyak peristiwa penting telah berlangsung di sini termasuk gerakan pembentukan kemerdekaan India dan Konferensi Shimla yang mengukir sejarah berpisahnya Pakistan dari India di pada tahun 1947.
Penduduk Shimla umumnya ramah dan konon dikenal sangat jujur. Mereka pada dasarnya merupakan blasteran India dan Inggris, bisa dibayangkan perpaduannya. Tampan rupawan dan elok jelita. Salah satu artis Bollywood yang berasal dari Shimla yakni Preity Zinta.
Kunjungan kami ke Shimla bertepatan dengan upacara pengibaran bendera nasional India yang ditandai dengan parade militer di pusat kota dalam rangka peringatan Republic Day yang menjadi hari Pengesahan Konstitusi India.
Parade dimulai dari Mall Road dan berakhir dengan pemasangan bendera di kawasan The Ridge. India sebenarnya dinyatakan merdeka pada 15 Agustus 1947, namun pengesahan konstitusinya baru dilakukan pada 26 Januari 1950.
ADVERTISEMENT
Momen ini pun bertepatan dengan datangnya hujan salju yang mengguyur kawasan ini. Hanya dalam selang tiga jam, kawasan Kota Shimla dipenuhi dengan salju setebal 30 centimeter.
Kesempatan ini pun tak dilewatkan oleh para wisatawan untuk menikmati hujan salju. Untuk mengimbangi rasa dingin, kami pun sesekali menghangatkan badan dengan meminum chai, yakni minuman khas India berupa teh pekat campur susu murni panas yang dijajakan oleh pedagang di sekitar kawasan Mall Road.
Dua hari menjelajahi kota bersejarah Shimla, kami pun beranjak dari kota ini Minggu (27/1) malam saat masih berlangsung hujan salju. Karena Mall Road merupakan kawasan bebas kendaraan, kami pun berjalan kaki hampir satu jam lebih sembari menikmati hujan salju untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke New Delhi dan Aligarh.
ADVERTISEMENT
---------
*Penulis: Hj. Fahima Taufan, orang tua Dian Furqani Tenrilawa dan Andi Rayhan Manggabarani, mahasiswa Aligarh Muslim University (AMU) asal Mamuju, Sulawesi Barat.
Editor: Sapriadi