Rawat Identitas, Pemuda Bonehau-Kalumpang Gagas Pembangunan Rumah Adat

Konten Media Partner
23 September 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah adat masyarakat Bonehau-Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat, yang juga dikenal dengan nama 'Banoa Batang'. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah adat masyarakat Bonehau-Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat, yang juga dikenal dengan nama 'Banoa Batang'. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Mahasiswa asal Kecamatan Bonehau dan Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, yang tergabung dalam Sanggar Seni Sipakko menyerukan pembangunan kembali rumah adat masyarakat Bonehau-Kalumpang.
ADVERTISEMENT
Hal itu dimaksudkan untuk merawat identitas dan mengenalkan budaya masyarakat Bonehau-Kalumpang kepada generasi muda.
Ketua Sanggar Seni Sipakko, Daniel L Gilbert, mengatakan pembangunan rumah adat masyarakat Bonehau-Kalumpang yang dikenal dengan sebutan 'Banoa Batang' ini sangat dibutuhkan sebagai perwujudan identitas untuk melindungi dari pergeseran budaya modern.
Merunut sejarah, Bonehau dan Kalumpang merupakan dua daerah di Mamuju yang termasuk memiliki peradaban tertua di Sulawesi.
"Pembangunan rumah adat terakhir dilakukan di Kalumpang pada tahun 1987 silam dengan menggunakan dana hibah dari masyarakat. Sudah lebih dari 30 tahun rumah adat menghilang, jika tidak kembali dibangun maka kami khawatir akan punah bila para orang tua di kampung yang masih mengetahui pembuatannya meninggal dunia," kata Daniel, Senin (23/9).
ADVERTISEMENT
Egel Asastra, pemuda Bonehau-Kalumpang, menilai gagasan untuk pembangunan rumah adat tersebut merupakan langkah yang tepat, mengingat generasi saat ini mulai tidak mengetahui budaya sendiri.
"Sangat bagus, terutama bagi kami generasi muda untuk mengenal kembali nilai-nilai budaya yang pernah ada mengingat sekarang kecenderungan generasi muda mulai tidak lagi mengenal adat dan budayanya," kata Egel.
Keprihatinan para pemuda Bonehau-Kalumpang ini berawal dari hasil kunjungan dan penelitian mereka ke sejumlah tempat yang dikunjungi di dua kecamatan tersebut.
Mereka menemui sejumlah tokoh adat, seperti Nenek Tayan di Karama, Nenek Malaya di Karataun, dan Silas Salamangi di Bonehau untuk meminta pertimbangan dan masukan terhadap kondisi budaya mereka yang hampir punah tersebut.
Kecamatan Kalumpang dan Kecamatan Bonehau sendiri merupakan salah satu wilayah kawasan adat di Mamuju. Daerah ini masih cukup terisolir akibat akses jalan yang juga belum diperbaiki dan masih berupa jalan tanah dan berbatu sehingga untuk mencapai daerah yang berjarak 90 kilometer dari Kota Mamuju ini harus menempuh waktu 5-6 jam perjalanan.
ADVERTISEMENT
--------------
Penulis : Awal Dion | Editor : Sapriadi