Ringankan Beban Orang Tua, Mahasiswa di Polman Pilih Jual Kopi Keliling

Konten Media Partner
9 April 2021 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shiddiq Saleh (18), mahasiswa di Polewali Mandar, Sulbar, memilih berjualan kopi keliling demi meringankan beban orang tuanya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Shiddiq Saleh (18), mahasiswa di Polewali Mandar, Sulbar, memilih berjualan kopi keliling demi meringankan beban orang tuanya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demi meringankan beban orang tuanya, Shiddiq Saleh (18 tahun), mahasiswa semester dua di Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman), Sulawesi Barat, ini memilih berjualan kopi keliling.
ADVERTISEMENT
Menggunakan sepeda motornya yang didesain sedemikian rupa, anak kelima dari enam bersaudara ini pun memanfaatkan waktu luangnya dengan berjualan kopi. Shiddiq mengaku, baru empat bulan dia memilih menekuni berjualan kopi keliling.
"Dulunya saya hanya bolak-balik kampung, paling pulang minta uang sama orang tua, kasihan kan orang tua. Terpikirlah bagaimana caranya bisa kurangi beban orang tua," kata Shiddiq perihal awal mula dia memilih berjualan kopi keliling, Jumat (9/4/2021).
Menurutnya, ide berjualan kopi keliling berawal dari kebiasaannya dan kesukaannya menyeruput kopi. Namun demikian, Shiddiq mengaku sempat merasa malu dan canggung saat pertama kali jual kopi.
"Awal-awal memang saya agak canggung atau malu-malu, tapi setelah berpikir ini kan positif, keluarga juga mendukung asal tidak mengganggu kuliah. Apalagi kalau ke kampus, teman-teman suka tanyakan mana kopi, akhirnya saya lanjut lagi berjualan," sambung mahasiswa jurusan Agribisnis ini.
ADVERTISEMENT
Namanya kopi keliling, Shiddiq pun menyasar tempat-tempat ramai untuk berjualan kopi. Mulai dari kawasan Sport Centre Polewali Mandar hingga di kampusnya sendiri.
Untuk menarik perhatian, dia menyiapkan hammock yang bisa dimanfaatkan pelanggan kopinya untuk bersantai sambil menikmati kopi di bawah pepohonan.
"Biasanya kalau di kampus, sebelum kuliah jualan dulu. Setelah pulang, di sini, sport center, kalau sore biasa di pantai," ujarnya.
Meskipun hasil dari berjualan kopi keliling tidak seberapa, Shiddiq mengaku bersyukur bisa meringankan beban orang tuanya dari hasil kerjanya sendiri. Dia berharap konsep usaha kopi keliling dengan menggunakan sepeda motor ini bisa dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
"Semoga dapat terus dikembangkan usaha kopi keliling ini," tandasnya.