Ruang Kelas Ambruk, Siswa Madrasah di Polewali Mandar Belajar dengan Melantai

Konten Media Partner
16 September 2021 18:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa MI DDI Penatangan belajar melantai karena ruang kelas ambruk. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Siswa MI DDI Penatangan belajar melantai karena ruang kelas ambruk. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Penatangan, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), harus belajar dengan kondisi memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Para siswa tersebut belajar dengan kondisi melantai tanpa kursi dan meja karena sejumlah ruang kelas ambruk karena kondisinya yang sudah lapuk.
"Kalau belajar seperti ini sangat susah karena harus melantai, tidak ada kursi dan meja. Punggung sakit membungkuk lama," kata Ayu Wandira, salah seorang guru di MI DDI Penatangan, Kamis (16/9/2021).
Kepala Sekolah MI DDI Penatangan, Bisang, mengatakan kondisi belajar melantai terpaksa dilakukan karena ruangan belajar untuk siswa sudah tidak ada. Sebanyak lima ruang kelas di madrasah itu sudah rusak karena bangunan yang sudah lapuk.
"Jumlah murid sekarang 71 orang, terdiri dari kelas satu sampai kelas enam. Lima kelas rusak parah, termasuk dua yang roboh," jelas Bisang.
Kondisi MI DDI Penatangan yang ambruk karena sudah lapuk. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Bisang, proses belajar dilakukan secara bergiliran dengan menumpang di ruang Madrasah Tsanawiyah (MTs). Selain itu, juga menggunakan ruangan guru dan perpustakaan.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak terpaksa belajar di perpustakaan, ada juga yang numpang belajar di sekolah lain, ruang Tsanawiyah," ujarnya.
Bisang menuturkan pihaknya sudah sering kali mengajukan permohonan bantuan rehabilitasi bangunan kelas di sekolahnya, namun belum terealisasi.
"Saya sudah memasukkan proposal, sejak tahun 2019 saya kasih masuk, tahun kemarin juga, tahun ini juga, tapi belum ada realisasi. Harapannya dapat perhatian, bantuan, pokoknya kita mau diperbaiki sekolah. Kasihan anak-anak belajar melantai," tuturnya.
Informasi yang dihimpun, ruang kelas di madrasah tersebut dibangun sekitar tahun 1979 yang terbuat dari papan dan balok. Bangunan yang ambruk turut merusak meubelair yang ada di madrasah tersebut, seperti meja dan kursi.