Konten Media Partner

Sallu-sallu, Penutup Kepala Khas Mamuju

17 Desember 2019 9:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sallu-sallu merupakan penutup kepala khas Mamuju. Foto: Awal Dion/sulbarkini
zoom-in-whitePerbesar
Sallu-sallu merupakan penutup kepala khas Mamuju. Foto: Awal Dion/sulbarkini
ADVERTISEMENT
Setiap daerah di Indonesia punya kekhasan tersendiri, baik budaya, tradisi, maupun pakaian adat. Salah satu pakaian adat khas yang dimiliki Mamuju adalah sallu-sallu atau penutup kepala yang biasa digunakan pada acara-acara adat.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kominfo, Persandian, dan Statistik Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi, mengatakan sallu-sallu merupakan warisan leluhur orang Mamuju.
Sallu-sallu yang digunakan sebagai penutup kepala tersebut terbuat dari sarung sutera Mandar. Hanya saja, kata dia, sallu-sallu ini jarang lagi digunakan dalam kegiatan-kegiatan adat.
"Ini pakaian asli Mamuju sebenarnya yang perlu kita lestarikan kembali karena selama ini dalam acara kebudayaan kita selalu memakai songkok recca dari Bone, padahal kita punya penutup kepala khas warisan leluhur Mamuju," kata Safaruddin, Selasa (17/12).
Sebagai warisan leluhur orang Mamuju, sallu-sallu mulai jarang digunakan dalam acara-acara kebudayaan. Foto: Awal Dion/sulbarkini
Menurutnya, dalam perayaan HUT ke-7 Kabupaten Mamuju Tengah, dirinya sengaja memakai sallu-sallu agar penutup kepala khas Mamuju itu kembali dilestarikan dan dipakai dalam acara-acara adat.
"Sallu-sallu adalah ciri khas Mamuju yang perlu dilestarikan, dengan adanya Festival Maradika Mamuju ini juga kesempatan untuk mengangkat kembali pakaian khas adat Mamuju," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Safaruddin menambahkan, dengan mengangkat kembali sallu-sallu tersebut juga membuka peluang bagi perajin sarung sutera Mandar untuk meningkatkan ekonominya.
"Saya yakin kalau ini didukung Pemprov Sulbar dan para bupati akan menghidupkan para perajin kita, utamanya bagi para penenun sarung sutera Mandar," tandasnya.